TRIBUNMAROS.COM, MAROS - Oknum guru inisial AH di salah satu pesantren di Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan diketahui lecehkan 20 santriwati.
Kasat Reskrim Polres Maros, Iptu Aditya Pandu mengatakan pihaknya akan menetapkan AH sebagai tersangka dugaan kasus pelecehan seksual hari ini.
AH pun bakal ditahan usai penetapan tersangka itu.
“Rencana hari ini gelar untuk penetapan tersangkanya. Yang bersangkutan akan kami panggil sebagai tersangka dan kami tahan,” kata Iptu Aditya Pandu saat dihubungi Tribun-Timur.com via WhatsApp, Kamis (5/12/2024).
Pandu menjelaskan sudah ada sekitar delapan saksi yang diperiksa atas kasus ini, termasuk orang tua korban.
“Sejauh ini ada enam orang perwakilan korban yang dimintai keterangan dan masih ada korban lainnya yang akan dimintai keterangan,” sebutnya.
Mantan kasat Reskrim Polres Wajo ini mengatakan pelecehan seksual terhadap santriwati terjadi pada 4 November lalu.
Namun, baru diketahui oleh orang tua korban beberapa waktu terakhir.
Baca juga: Breaking News: Santriwati Dilecehkan Gurunya di Maros Sulsel
AH yang merupakan ustaz di pesantren tersebut diduga melakukan pelecehan seksual saat korban bersama seorang temannya tengah menyetorkan hafalan ayat suci Al-Qur'an.
"Saksi (temannya) itu kan hanya antar korban setor hafalan kepada terlapor yang merupakan ustaz dan kemudian terjadilah dugaan tindak pelecehan seksual," jelasnya.
Setelah menerima laporan dari korban, pihaknya langsung menyelidiki AH.
KBO Satreskrim Polres Maros Iptu Mukhbirin mengatakan berdasarkan informasi korban dan keluarga, diketahui sudah ada 20 santriwati yang dilecehkan AH.
Namun, dari 20 korban tersebut hanya satu orang yang melaporkan insiden tersebut ke polisi.
“Korban semuanya 20 orang namun tidak semuanya melapor hanya beberapa saja datang melapor untuk mewakili yang lain,” sebutnya.
Terduga pelaku diduga telah menjalankan aksinya dalam dua bulan terakhir.
“Dalam rentang waktu Oktober sampai November,” sebutnya.
Santriwati yang menjadi korban pun akhirnya saling berkomunikasi, hingga diketahui jumlah korban mencapai 20 orang.
“Rata-rata korban masih berusia 13-14 tahun,” tutupnya.(*)