TRIBUNBULUKUMBA.COM, GANTARANG - Di tengah musim kemarau yang panjang, seorang petani wanita asal Desa Paenre Lompoe, Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, berhasil menyulap lahan sawah yang menganggur menjadi ladang produktif.
Adalah Suarni, bersama sang suami berhasil 'menyulap' sawah kering menjadi sumber penghasilan.
Semuanya dimulai sekitar sebulan lalu, saat Suarni menyadari bahwa banyak lahan sawah di sekitarnya tidak digarap akibat kemarau panjang.
Sawah-sawah itu, meskipun dalam kondisi kering, tetap memiliki potensi untuk ditanami.
Suarni bersama suaminya kemudian mendekati pemilik salah satu sawah yang menganggur dan meminta izin untuk menanaminya dengan semangka, jagung, terong, dan tanaman palawija lainnya.
Setelah mendapatkan restu dari pemilik lahan, Suarni dan suaminya mulai bekerja keras, menyesuaikan metode tanam dengan ketersediaan air yang sangat terbatas.
Mereka menanam semangka, terong, dan tanaman yang relatif tahan terhadap kondisi kering.
Setelah berminggu-minggu menanti, hasil kerja keras Suarni mulai terlihat.
Tanamannya tumbuh subur dan siap panen dalam beberapa hari lagi.
Dengan modal awal sekitar Rp5-6 juta untuk bibit unggul, pupuk, dan peralatan dasar, ia berharap panen kali ini bisa menghasilkan pendapatan hingga puluhan juta.
“Alhamdulillah, lahan sawah kering ini bisa kami manfaatkan dengan menanam semangka. Semoga hasilnya berkah,” ujar Suarni, Kamis (31/10/2024).
Setiap tahunnya Suarni mengaku memanfaatkan lahan sawah kering menganggur untuk ditanami.
Ia mengaku pendapatannya rata-rata tiap tahun dari jual buah semangka Rp 20 jutaan.
Menurut data dari Dinas Pertanian Kabupaten Bulukumba, saat ini ada lebih dari 500 hektare sawah yang tidak dapat digarap akibat kemarau panjang.
Sebagai upaya solusi, pemerintah setempat tengah merencanakan pembangunan bendungan skala besar untuk memastikan ketersediaan air yang cukup di masa depan.(*)