Mattuppu Ri Ade'e, Mappasanre Ri Ade'e menjadi tema Laonruma Art Festival.
Dalam bahasa Indonesia memiliki arti 'berpegang kepada adat, dan bersandar kepada agama'.
Ketua Panitia Laonruma Art Festival Agusriadi Maula menyatakan, Laonruma adalah naskah memuat tentang cara bercocok tanam, perubahan iklim, termasuk siklus musim tanam.
"Baik itu tanaman palawija maupun padi, atau ilmu yang mempelajari hubungan antara ruang dan waktu terhadap alam semesta. Kegiatan ini sebagai wujud rasa syukur kita kepada Allah atas berkah dari rezeki hasil panen," kata dia.
Jenis hubungan dipelajari meliputi asal usul garis kultur dari ruang dan waktu berkaitan dengan alam semesta berdasarkan kosmologi Bugis.
Yakni terbagi menjadi tiga bagian, yaitu Botting langi (dunia atas), Alekawa (dunia tengah) dan Uri Liyu (dunia bawah).
Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf mengapresiasi kegiatan ini.
Menurutnya, bukan hanya menjadi hiburan kepada masyarakat saja, tapi memberi nilai edukasi terhadap anak-anak muda tentang tradisi dan budaya lokal yang begitu beragam.
"Sangat luar biasa. Kami mengapresiasi panitia, ini memiliki nilai-nilai edukasi terhadap tradisi dan budaya kita yang sangat kaya. Apalagi peserta karnaval melibatkan anak-anak," kata Andi Utta.
Pemerintah Kabupaten Bulukumba, lanjut Andi Utta, memiliki perhatian lebih terhadap tradisi dan budaya.
Salah satunya dengan dibangunnya Gedung Ammatoa, yang fungsinya bukan hanya untuk gedung perkantoran saja.
Tapi gedung tersebut juga nantinya bakal memiliki fasilitas ruang seni dan budaya.
"InsyaAllah, kita akan segera memiliki Gedung Ammatoa, tahun ini sudah mulai dibangun," jelasnya.
Usai kegiatan, Andi Utta dan Andi Edy Manaf diserbu warga untuk berswafoto.
Ia juga menyaksikan peserta karnaval festival Laonruma.
Para peserta karnaval menggunakan pakaian petani padi.
Ada kelompok yang membawa peralatan tradisional tani.
Selain itu ada juga yang membawa sepeda motor ojek gabah dalam karnaval itu.(*)