TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Total aset perbankan Sulawesi Selatan (Sulsel) pada posisi Juli 2024 mencapai Rp198,09 triliun atau tumbuh 8,17 persen (yoy).
Data ini didapatkan dari rilis resmi Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJk) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar), pada Rabu (18/9/2024).
Untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 7,40 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp132,14 triliun.
Adapun kredit yang disalurkan tumbuh sebesar 8,35 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp161,53 triliun.
Kepala OJK Sulselbar, Darwisman menjelaskan, penyaluran kredit di Sulsel masih didominasi oleh penyaluran kredit produktif sebesar 55,09 persen.
“Jika dilihat berdasarkan sektor ekonomi, kredit paling banyak disalurkan pada sektor perdagangan besar dan eceran dengan porsi sebesar 23,76 persen mencapai 38,38 triliun,” jelasnya.
Baca juga: OJK Dorong Literasi Keuangan di Makassar, Ingatkan Bahaya Pinjol Ilegal
Kinerja intermediasi perbankan Sulsel terjaga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 124,58 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah berada di level aman 3,02 persen.
Sementara itu, untuk perbankan Syariah turut menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi pada posisi Juli 2024.
Hal ini tercermin dari aset perbankan syariah yang tumbuh sebesar 18,55 persen (yoy) menjadi Rp15,38 triliun.
Itu dengan penghimpunan DPK yang tumbuh sangat tinggi 23,17 persen menjadi Rp11,13 triliun.
Penyaluran pembiayaan yang juga tumbuh sebesar 17,46 persen (yoy) menjadi Rp13,09 triliun.
“Tingkat intermediasi perbankan Syariah juga berada pada level 117,65 persen dengan tingkat NPF pada level aman 2,31 persen,” kata Darwisman. (*)