Pilgub Jateng 2024

Kehebatan 3 Jenderal Purn TNI dan 1 Polri Pendukung Ahmad Luthfi Lawan Andika, Rekam Jejak Beda-beda

Editor: Ansar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sosok Letnan Jenderal TNI (Purn) Anto Mukti Putranto, Letjen (Purn) Bibit Waluyo, mantan Kepala Staf Angkatan Darat Dudung Abdurachman dan eks Kapolri Sutarman.

TRIBUN-TIMUR.COM - Sosok Letnan Jenderal TNI (Purn) Anto Mukti Putranto, Letjen (Purn) Bibit Waluyo, mantan Kepala Staf Angkatan Darat Dudung Abdurachman dan eks Kapolri Sutarman.

Para jenderal purnawirawan tersebut masuk dalam daftar ring 1 Ahmad Luthfi - Taj Yasin di Pemilihan Gubernur Jawa Tengah.

Mereka berada di garda terdepan untuk menumbangkan mantan Panglima TNI, Andika Perkasa di Pilgub Jateng.

Dari daftar jenderal pendukung Ahmad Luthfi, purnawirawan TNI dominasi.

Perang Bintang dalam Pilgub Jateng makin terang-terangan.

Setelah Letnan Jenderal TNI (Purn) Anto Mukti Putranto ditunjuk sebagai Ketua Tim Pemenangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin  (Gus Yasin).

Sementara Baik Bibit, Dudung dan Sutarman ditunjuk sebagai anggota Dewan Pembina Tim Pemenangan.

Dikutip dari Kompas, Bibit politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sabtu kemarin memimpin ikrar kemenangan di hadapan ribuan perwakilan dari 15 partai politik dan pendukung di MAC Ballroom, gayamsari, Kota Semarang.

"Saudara-saudaraku yang hadir di sini, ikhlaskah kalian mendukung Pak Luthfi?" seru Bibit Waluyo, mengulang pertanyaan tersebut hingga dua kali.

"Ikhlas, siap!" Jawab peserta serentak.

Sekitar 2.000 orang perwakilan dari 15 parpol tersebut menghadiri deklarasi Luhtf-Yasin yang mengangkat tagline kampanye Ngopeni-Ngelakoni.

Sebanyak 15 partai politik itu telah berkoalisi mendukung pasangan calon Ahmad Luthfi dan Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin) dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.

Partai-partai tersebut adalah Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Nasdem, PKS, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Lalu, ada Partai Buruh, Partai Gelora, Partai Garuda, PBB, Perindo, dan Prima.

Bahkan, nama-nama lain dalam jajaran anggota Dewan Pembina tak kalah menterang, seperti mantan Wakapolri Ari Dono Sukmanto dan Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Sugiono.

Profil Anto Mukti Putranto

Profil dan biodata Letjen TNI Anto Mukti Putranto menjadi sorotan setelah perwira tinggi TNI ini dicalonkan oleh Ketua IMI Jawa Barat, Fachrul Sarman, pada 2020 lalu.

Bahkan, KSAD Jenderal Andika Perkasa kala itu merestui keinginan IMI untuk mencalonkan Letjen TNI Anto Mukti Putranto memimpin sebuah organisasi besar.

Melansir dari Wikipedia, Anto Mukti Putranto lahir di Jember, Jawa Timur pada tanggal 26 Februari 1964.

Anto merupakan seorang perwira tinggi TNI AD yang sejak 13 Juli 2018 mengemban amanat sebagai Komandan Kodiklat TNI AD.

Anto adalah lulusan Akmil 1987 dan berpengalaman dalam Infanteri.

Jabatan terakhir jenderal bintang tiga ini adalah Panglima Komando Daerah Militer II/Sriwijaya.

Ia juga telah mengikuti Pendidikan Dasar Kecabangan Infanteri, Pendidikan Lanjutan Perwira Infanteri, Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat maupun Sekolah Staf dan Komando TNI.

Pada tahun 2000, ia dipercaya menjadi Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 433/Julu Siri di Makassar.

Selanjutnya ia sempat menjabat Komandan Kodim dua kali, yaitu di Maros dan Makassar.

Selanjutnya, ia terpilih menjadi Komandan Kontingen Garuda XXIII-B untuk Batalyon Mekanis TNI yang akan bertugas pada misi UNIFIL di Lebanon pada tahun 2007 - 2008.

Setelah sukses bertugas sebagai Komandan Batalyon Mekanis di Lebanon, ia dipercaya menjadi Komandan Brigade Infanteri Lintas Udara 18/Divisi II Kostrad di Malang, Jawa Timur.

Kepercayaan yang diembannya selanjutnya adalah sebagai Komandan Resimen Taruna Akademi Militer di Magelang dan kemudian menjadi Komandan Korem 061/Suryakencana, Bogor pada tahun 2012.

Seiring keberhasilan dalam menjalankan tugas dan kepercayaan yang dibebankan ke pundaknya, pada tahun 2013 ia dipromosikan menjadi Komandan PMPP TNI dengan pangkat Brigadir Jenderal TNI.

Berdasarkan Keputusan Panglima TNI Nomor: Kep/463/VI/2016 tanggal 9 Juni 2016, ia mendapat promosi bintang dua dengan jabatan Panglima Divisi Infanteri 1/Kostrad.

Penugasan maupun latihan luar negeri yang pernak dilaksanakan oleh ia adalah kunjungan ke Joint Readdiness Training Center ( JRTC ) - Fort Folk/ Louissiana - USA pada tahun 1997, Peace Keeping Command Post Exercise " COBRA GOLD 07" di Thailand pada 2007 dan Operasi perdamaian PBB di Lebanon pada tahun 2007-2008.

Ia telah menikah dan memiliki 2 orang putri.

Riwayat Pendidikan Militer:

- Akabri (1987)
- Sussarcab Infanteri (1987)
- Lat Sar Para (1988)
- Jump Master (1990)
- Suslapa I/Inf (1993)
- Diklapa II/Inf (1997)
- Seskoad (2000)
- Susdanyonif (2000)
- Susdandim (2004)
- Sesko TNI (2011)
- Lemhannas

Riwayat Jabatan:

Letnan Dua s/d Letnan Satu
- Danton-3/B Yonif Linud 612/ Modang (1987)
- Dankima Yonif Linud 612/Modang (1990)
- Dankipan A Yonif Linud 612/Modang (1992)

Kapten
- Kasi 4/Log Yonif Linud 612/Modang (1994)
- Kasi 3/Pers Yonif Linud 612/Modang (1995)
- Pasi Ops Kodim 0905/Bpp (1996)
- Gumil Gol VI/Septik Pusdikif (1997)

Mayor
- Kasi Dok/Turjuk Linud Pussenif (1998)
- Pamen Pussenif (Dik Seskoad) (1997)
- Ps. Danyonif Linud 433/Julu Siri (2000)
- Dansatgas Yonif Mekanis TNI Kongo (2000)
- Danyonif Linud 433/Julu Siri (2001)

Letnan Kolonel
- Pabandya Ops Sops Kostrad (2002)
- Dandim 1422/Maros (2004)
- Dandim 1408/BS Makassar (2005)
- Kasbrigif Linud 3/ Tri Budi Sakti (2006)
- Waaster Kaskostrad (2008)

Kolonel
- Danbrigif Linud 18/Trisula (2009)
- Danmentar Akmil (2011)
- Danrem 061/Surya Kencana (2012)
- Paban VI/Binorg Srenad (2012)

Brigadir Jenderal
- Dan PMPP TNI (2013—2016)

Mayor Jenderal
- Pangdivif 1/Kostrad (2016—2017)
- Pangdam II/Sriwijaya (2017—2018)

Letnan Jenderal
- Dankodiklat AD (2018—)

Profil Bibit Waluyo

Letnan Jenderal TNI (Purn) H. Bibit Waluyo (lahir 5 Agustus 1949) adalah seorang politikus Indonesia dan mantan perwira tinggi militer, yang menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah dari tahun 2008 hingga 2013, ketika ia dikalahkan oleh Ganjar Pranowo.

Sebelum terjun ke dunia politik, ia adalah seorang perwira di Tentara Nasional Indonesia, naik pangkat menjadi letnan jenderal dan terus memegang komando Kodam Jaya.[2]

Karier militer

Karier militer diawali setelah lulus dari AKABRI Darat Magelang tahun 1972.

Karier Bibit di bidang militer secara berjenjang diawali sebagai Komandan Peleton Tempur Kodam II/Bukit Barisan (1973) dengan pangkat Letnan Dua.

Sejak saat itu kariernya terus menanjak serta diberi kepercayaan untuk menjabat sebagai Komandan Batalyon Infanteri 407/Padma Kusuma (1986 - 1988) yang berhasil dengan sukses melakukan tugas operasi di TimorTimur.

Puncak karirnya ketika menjabat Panglima Kostrad periode 3 Juli 2002 sampai dengan 3 November 2004.

Karier politik

Bibit Waluyo dan Rustriningsih resmi dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah pada tanggal 23 Agustus 2008 oleh Menteri Dalam Negeri Mardiyanto di Gedung DPRD Jawa Tengah, Jalan Pahlawan, Semarang.

Ia memulai karir sebagai Gubernur Jawa Tengah dengan program yang dicanangkannya pada Pilgub 2008 yaitu Bali Ndeso Mbangun Deso atau kembali ke desa dan membangun desa.

Program ini menuai pro dan kontra.

Namun di sisi lain, program ini berhasil membawa Jawa Tengah menjadi provinsi yang bisa swasembada beras pada tahun 2012.

Bibit Waluyo juga punya catatan kontroversi pada masa pemerintahannya, termasuk soal keretakan hubungannya dengan wakilnya Rustriningsih.

Bibit juga kerap melontarkan pernyataan-pernyataan kontroversial, antara lain pernyataannya yang menghina Wali Kota Surakarta Joko Widodo, yang dianggap bodoh karena tidak memberikan izin pembangunan mal Saripetojo, sehingga menyebabkan warga Surakarta melarangnya datang ke Surakarta.

Serta pernyataannya pada tahun 2012 pada acara yang dihadiri delegasi negara lain yang menyebutkan bahwa seni kuda lumping merupakan seni yang paling jelek di dunia.

Riwayat jabatan

Militer

Dantonpur Kodam II/Bukit Barisan (1973)
Danyonif 407/Padma Kusuma (1986–1988)
Dandim 0703/Cilacap (1992–1993)
Danrem 043/Garuda Hitam (1996–1997)
Kasdam IV/Diponegoro[5] (1997–1999)
Pangdam IV/Diponegoro[5] (1999–2000)
Komandan Seskoad (2000–2001)
Panglima Kodam Jaya (2001–2002)
Panglima Kostrad (2002–2004)

Sipil

Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Fraksi Utusan Daerah Lampung (1997–1998)[6][7][8]
Gubernur Jawa Tengah (2008–2013)

Tanda Kehormatan

Bibit mendapatkan sejumlah tanda kehormatan atas prestasi dan jasanya baik dari dalam maupun luar negeri.

Profil Dudung

Profil Jenderal Dudung Abdurachman

Jenderal Dudung Abdurachman lahir pada 19 November 1965 di Bandung, Jawa Barat.

Pria lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1988 ini merupakan putra dari Nasuha dan Nasyati yang memiliki pekerjaan PNS di lingkungan Bekangdam III/Siliwangi.

Dudung memiliki tujuh bersaudara dan kehidupan masa kecilnya berada di Bandung.

Mantan KSAD ini memulai pendidikannya di SDN Patrakomala, Bandung di tahun 1972-1979.

Kemudian, Dudung melanjutkan sekolahnya di SMP Kartika XIX-1 Bandung hingga tahun 1982, dan masuk ke SMAN 9 Bandung tahun 1985.

Setelah lulusa SMA, jenderal bintang empat ini memilih untuk mendaftar Akmil dan dinyatakan lolos.

Dudung pun mengikuti pendidikan Akmil hingga dinyatakan menjadi lulusan tahun 1988-B yang berasal dari kecabangan infanteri.

Dengan pangkat pertamanya Letnan Dua (Letda), Dudung pun menduduki jabatan strategis seperti menjadi Komandan Pleton (danton).

Karirnya pun terus meningkat hingga akhirnya Dudung melanjutkan pendidikan ke Sarjana (S1) di tahun 2010, saat itu pangkatnya Kolonel.

Ia masuk ke Fakultas Ekonomi UnKris Jakarta tahun 2010-2013 dan langsung melanjutkan S2-nya di Fakultas ekonomi STIE Makassar tahun 2013.

Tak hanya itu, mantan Pangkostrad itu kembali menempuh pendidikan S3 di Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti lulus tahun 2022.

Riwayat Karir TNI Jenderal Dudung Abdurachman 

Letnan Dua-Letnan Satu

- Danton III Kompi B Yonif 744/Satya Yudha Bakti (1989–1992)

- Danton II Kompi B Yonif 744/Satya Yudha Bakti (1992–1993)

- Danton I Kompi B Yonif 744/Satya Yudha Bakti (1993–1994)

- Kasi 2 Yonif 741/Satya Bhakti Wirottama (1994–1995)

Kapten

- Dankipan A Yonif 741/Satya Bhakti Wirottama (1995)

- Dan Kelas Satdik Sarcab PK Pusdikif Pussenif (1995–1998)

Mayor

- Wadanyonif 410/Alugoro (1998–1999)

- Wadanyonif 401/Banteng Raider (1999–2000)

- Kasdim 0733/BS Semarang (2000–2002)

- Pabandyaops Kodam II/Sriwijaya (2002)

Letnan Kolonel

- Danyonif 143/Tri Wira Eka Jaya (2002–2004)

- Dandim 0406/Musi Rawas (2004–2006)

- Dandim 0418/Palembang (2006–2008)

- Pabandya 2/Lurjahril Mabesad (2008–2009)

- Pabandya 3/Diaga Mabesad (2009–2010)

Kolonel

- Aspers Kasdam VII/Wirabuana (2010–2011)

- Danrindam II/Sriwijaya (2011–2012)

- Paban I/Ren Spersad (2012–2013)

- Paban I/Ren Spers TNI (2013–2014)

- Pamen Denma Mabes TNI (2014–2015)

- Dandenma Mabes TNI (2015)

Brigadir Jenderal

- Wagub Akmil (2015–2016)

- Staf Khusus Kasad (2016–2017)[a]

- Waaster Kasad[6] (2017–2018)

Mayor Jenderal

- Gubernur Akmil (2018–2020)

- Pangdam Jayakarta[7] (2020–2021)

Letnan Jenderal

- Pangkostrad (2021)

Jenderal

- KSAD (2021–2023)

- Pati Mabes TNI (2023, dalam rangka pensiun)

Profil Sutarman

Berikut profil dan biodata Jenderal Sutarman, mantan Kapolri yang baru saja menerima bintang Mahaputera dari presiden Joko Widodo ( Jokowi).

Menurut profil dan biodata Jenderal Sutarman di Tribunnews Wiki, purnawirawan Polri itu pernah mengemban amanah sebagai Kapolri tahun 2013-2015 di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Perjuangan Jenderal Sutarman berawal dari Akademi Kepolisian setelah ia lulus dari STM.

Sutarman lulus dari Akademi Kepolisian dengan predikat lulusan terbaik pada 1981.

Karier Sutarman sebagai polisi dimulai pada 1982.

Berikut rangkuman perjalan karier nya dilansir dari Tribunnews Wiki dalam artikel 'Jenderal Polisi (Purn.) Drs H Sutarman, S I K'

1. Karier di kepolisian

Saat menginjak 25 tahun, Sutarman menjadi Kepala Staf Lalu Lintas Kepolisian Restor Bandung.

Setelah itu Sutarman diangkat menjadi Kepala Kepolisian Sektor Dayeuh, Bandung.

Pada 2000, Sutarman menjabat sebagai Ajudan Presiden Abdurrahman Wahid.

Karier Sutarman di kepolisian semakin melejit.

Dalam waktu lima tahun, Sutarman menjabat sebagai Kapolda Kepulauan Riau, Kapolda Jawa Barat, hingga Koplda Metro Jaya.

Setelah menjadi Kapolda Metro Jaya, Sutarman ditarik ke Mabes Polri dan dilantik menjadi Kabareskrim.

Saat masih menjabat sebagai Kabareskrim, pernah terjadi insiden polisi mengepung Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) saat terjadi kasus petinggi Mabes Polri yang ditangani KPK.

Sutarman diangkat sebagai Kapolri pada 2013 menggantikan Jenderal Timur Pradopo.

Komisaris Jenderal Sutarman resmi menggantikan Jenderal (Pol) Timur Pradopo setelah dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, pada 25 Oktober 2013.

Sutarman merupakan calon tunggal yang diusulkan Presiden kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Berikut jabatan-jabatan yang pernah diemban Sutarman:

- Kepala Staf Lantas Polres Bandung Polda Jabar (1982)
- Kapolsek Dayeuh Polres Bandung Polda Jabar (1982)
- Kasat Lantas Polres Sumedang Polda Jabar (1983)
- Danki Tar Akpol (1986)
- Kasubbag Renset Dit Pers Polda Metro Jaya (1988)
- Kapolsek Metro Kebon Jeruk Restro Jakbar (1989)
- Kapolsek Metro Penjaringan Restro Jakut (1991)
- Paban Muda III / Binkar Spers ABRI (1993)
- Kabag Bintibmas Dit Binmas Polda Metro Jaya (1995)
- Kapusdalaops Polwil Timor Timur Polda Nusra (1996)
- Kapolres Lombok Timur Polda NTB (1996)
- Kabag Top / DSP Subdit Diaga Dit Minpers POLRI (1997)
- Kabag Diawan / Gassus Subdit Dalkar Minpers POLRI (1997)
- Kabag Dalkar Dit Pers Polda Metro Jaya (1997)
- Kapolres Bekasi, Polda Metro Jaya (1999)
- Ajudan Presiden RI (2000-2001)
- Kapoltabes Palembang Polda Sumsel (2001-2003)
- Dirreskrim Polda Jatim (2003-2004)
- Kapolwiltabes Surabaya Polda Jatim (2004-2005)
- Kapolda Kepri (2005-2008)
- Kaselapa Lemdiklat Polri (2008-2010)
- Kapolda Jawa Barat (2010)
- Kapolda Metro Jaya (2010-2011)
- Kabareskrim Polri (2011-2013)
- Kapolri (2013-2015)

2. Diberhentikan secara hormat

Sutarman menjabat sebagai Kapolri dari 25 Oktober 2013 sampai 16 Januari 2015 setelah diberhentikan secara hormat oleh Presiden Jokowi.

Pemberhentian Sutarman dan pengangkatan Komjen Boedi Gunawan sebagai Kapolri oleh Presiden Jokowi menuai banyak protes dari masyarakat.

Presiden Jokowi kemudian menunjuk Wakapolri Badrodin Haiti menjadi petugas pelaksana Kapolri.

3. Tolak Tawaran Jokowi

Pernah diberitakan Kompas.com, setelah tidak lagi menjabat sebagai Kapolri, Sutarman ingin mendedikasikan hidupnya untuk membantu rakyat.

Ia menolak tawaran Jokowi untuk menjadikannya sebagai duta besar atau komisaris badan usaha milik negara.

"Saya terima kasih sudah ditawarkan itu. Saya bekerja di pemerintahan hampir 34 tahun."

"Sisa hidup saya akan saya gunakan untuk membantu rakyat yang masih membutuhkan," ujar Sutarman di Kompleks Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (21/1/2015) siang.

Sutarman menegaskan tidak akan terjun lagi ke pemerintahan atau dunia politik.

Ia ingin pulang kampung ke Sukoharjo, Jawa Tengah.

Dia tak berkantor lagi di Mabes Polri sampai masuk masa pensiun pada Oktober 2015.

Selain bergerak di bidang sosial, Sutarman pun akan melanjutkan kerja ayahnya, yakni bertani.

"Dengan bertani, saya ikut membantu program pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan."

"Saya akan habiskan sisa hidup saya untuk membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan, butuh sentuhan lembut tangan-tangan kita."

"Saya akan gunakan tangan saya untuk itu," ujar dia.

Sutarman tak lagi menjabat sebagai Kapolri sejak 18 Januari 2015 setelah Jokowi meneken keputusan presiden tentang pemberhentian Sutarman sebagai Kapolri .

Presiden kemudian menunjuk Wakapolri Komjen (Pol) Badrodin Haiti untuk melaksanakan tugas, wewenang, dan tanggung jawab Kapolri.

Presiden juga menunda melantik Komjen (Pol)) Budi Gunawan sebagai Kapolri untuk menggantikan Sutarman.

Penundaan itu dilakukan setelah Budi ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi oleh KPK.

Diketahui, Presiden Jokowi baru saja menganugerahkan tanda kehormatan Bintang Mahaputera kepada 46 tokoh.

Tanda kehormatan itu diberikan melalui upacara yang dilangsungkan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (11/11/2020).

Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Dari Gatot sampai Puan, Ini Daftar 71 Penerima Bintang Mahaputera dan Bintang Jasa'

Tanda kehormatan ini diberikan melalui Keputusan Presiden RI Nomor 118 dan 119/TK/TH 2020 tertanggal 6 November 2020.

"Menganugerahkan tanda kehormatan Bintang Mahaputera dan Bintang Jasa kepada mereka yang nama, pangkat, dan jabatannya tersebut dalam lampiran keputusan ini sebagai penghargaan atas jasa-jasanya sesuai ketentuan syarat khusus dalam rangka memperoleh tanda kehormatan Bintang Mahaputera dan Bintang Jasa sebagaimana diatur dalam undang-undang," kata Plh Sekretaris Militer Presiden Brigjen TNI Basuki Nugroho saat membacakan Keppres dalam upacara, Rabu. (*)

Berita Terkini