Kisah Angka 4 Masa Sekolah JK dan Solihin: Serupa Tapi Tak Sama
Laporan jurnalis Tribun-Timur.com, AS Kambie
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - “Waktu sekolah itu, saya selalu bertemu angka empat,” ujar Jusuf “JK” Kalla (82).
Dengan nada lirih, Solihin Jusuf (48), putranya, sontak berseloroh, “sama dong..!”
Seloroh Ihin, sapaan Solihin, terdengar lirih dalam logat Bugis Bone, bahasa ibu buyutnya.
JK lantas berkisah ‘tuah’ angka 4 di periode pendidikan dasar dan menengahnya di Watampone, dan Makassar, dekade awal 50-an dan 60-an.
Saat SD di Bone, JK empat kali pindah sekolah.
“Ada sekolahnya dibakar gerombolan, dan ada juga dijadikan asrama tentara, lalu pindah ke kolong rumah guru,” ujar JK memulai kisah tuah angka empatnya.
Potongan awal dialog di meja makan itu, terungkap saat JK, putra dan istrinya, Mufidah Miad (81), menjamu manajemen Tribun-Timur.com, di kediamannya, Jl Haji Bau, Kunjung Mae, Makassar, Sulsel, Rabu (4/9/2024) pagi.
Di meja makan ruang belakang rumah JK itu, duduk juga Hamid Awaludin.
Dia guru besar ilmu hukum Unhas.
• Jusuf Kalla Ungkap Alasan Jenderal M Jusuf Lepas Gelar Andi Saat Ada yang Berburu Gelar Serupa
Di momen sarapan itu, dari Tribun, hadir Andi Suruji (pemimpin umum), Thamzil Thahir (editor in chief), AS Kambie (vice editot in chief), Abdul Haris Suardi (event manager), dan fotografer Muhammad Abdiwan.
Kunjungan terjadwal itu, sebagai rangkaian evaluasi akhir dan apresiasi penyelenggaraan seminar internasional; Prinsip dan karakter Bugis-Makassar; 4 Ethos, 4 Jusuf di kampus Unhas, Senin (2/9/2024) lalu.
Sambil menikmati sarapan, nasi goreng, sokko lotong, ikan teri, telur asin, ayam goreng dan sambal terasi, JK melanjutkan kisahnya.
“Saat SMP juga begitu.” ujarnya.