Menurut dia, publik bisa mengambil penilaian sendiri dari program-program petahana tersebut selama memimpin sebagai gubernur.
"Kalau kegagalan itu ternyata hal-hal yang sifatnya sangat mendasar seperti yang saya bilang tadi kemiskinan, soal ketimpangan antarwilayah, antardesa dan kota, kemudian juga soal UMKM, digitalisasi, pada pelaku usaha, soal hilirisasi pertanian dan sektor perikanan industri, itu kan semuanya sangat penting." ujarnya.
"Nah, ini yang menurut saya masih merah angkanya di Jatim," tuturnya.
Sebelumnya, Rabu (28/8), Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Hassanudin Wahid mengungkapkan bahwa partainya mengusung anggota DPR RI Luluk Nur Hamidah dan Lukmanul Khakim sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada Jatim 2024.
"Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim," kata Hassanudin saat dihubungi ANTARA dari Jakarta.
Pasangan Luluk-Lukmanul akan menghadapi petahana Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestiano Dardak pada Pilkada Jatim 2024 yang diusung oleh 15 parpol, serta Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta yang diusung oleh PDI Perjuangan.
Dianggap Usung Luluk untuk Pecah Suara Khofifah-Emil di Pilkada Jatim 2024, Ini Jawaban Tegas PKB
Dianggap usung Luluk Nur Hamidah sebagai calon gubernur Jawa Timur periode 2024-2029 hanya untuk memecah suara petahana Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak, ini jawaban tegas Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Seperti diketahui PKB akan mengusung pasangan Luluk Nur Hamidah dan Lukmanul Hakim sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur di Pilgub Jatim 2024.
Terkait bantahan PKB mnegusung Luluk Nur Hamidah untuk memecah suara petahana Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024 itu disampaikan langsung oleh Wakil Sekretaris Jenderal PKB, Syaiful Huda.
"Enggak ada. Toh kita menang. Mecah suara gimana? Mbak Luluk menang," kata Wakil Sekretaris Jenderal PKB, Syaiful Huda, kepada wartawan pada Sabtu (31/8/2024).
"Kami sejak awal memang ingin maju, entah dapat barengan atau tidak." lanjutnya.
"Nah pilihan kita terakhir adalah maju sendiri. Bikin poros sendiri," tambah dia.
Pasangan ini akan melawan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak dan Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta.
Khofifah-Emil didukung oleh koalisi gemuk Indonesia Maju, terdiri dari PAN, Gerindra, Demokrat, Golkar, PPP, PSI, PKS, dan NasDem.