"Kebutuhan akan distrubusi logistik, aktivitas sosial masyarakat, termasuk ad proses politikal seperti kampanye dan lain sebagainya tentunya membutuhkan BBM yang besar," kata Komaidi, Jumat (30/8).
Selain Pilkada, ada hajatan besar lain yaitu Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang akan memerlukan konsumsi BBM yang besar juga.
Komaidi menuturkan secara nasional penjualan BBM Pertamina adalah 75 an 40 persen -nya adalah Pertalite.
Hal ini akan berdampak besar apalagi jika dilihat dari profil penggunanya digunakan di segmen roda 4 maupun roda 2 yang hampir 90 persen menenggak Pertalite.
"Ada pekerja online (driver dan kurir) yang memakai Pertalite. Kalau itu enggak ada di beberapa SPBU yang dikhawatirkan terjadi gejolak di tengah kondisi ini," ungkap Komaidi.
BBM bakal dihapus?
Harta terbaru Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi dan non-subsidi berlaku mulai 1 September 2024.
Harga baru BBM 1 September 2024 disampaikan PT Pertamina (Persero).
Sebelumnya, kabar Pertalite akan dihapus trending di Twitter atau X, Jumat (30/8/2024).
Narasi beredar, Pertalite sudah tidak akan dijual di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) per 1 September 2024.
Warganet pun menilai, dihapusnya Pertalite akan semakin menyengsarakan masyarakat.
Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari membantah jika Pertalite akan dihapus per 1 September 2024.
"Masyarakat tidak perlu termakan berita hoaks. Pertalite akan terus kami salurkan sesuai kuota yang ditetapkan pemerintah," ujarnya, Jumat (30/8/2024).
Bahkan Pertalite akan tetap disalurkan di SPBU sesuai penugasan diberikan pemerintah.
Sebanyak 7.516 SPBU seluruh Indonesia akan tetap menjual Pertalite.