Ricuh Demo 26 Agustus 2024

Ciri Pakai Hitam, Kelompok Perusuh Saat Demo Kawal Putusan MK 26 Agustus di Makassar

Editor: Edi Sumardi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Unjuk rasa mengawal putusan MK dan menentang politik dinasti Jokowi berakhir ricuh di Jl Urip Sumoharjo, Kecamatan Panakkukang, Makassar, Sulsel, Senin (26/8/2024) malam.

TRIBUN-TIMUR.COM - Demonstrasi mengawal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dan menolak politik dinasti di Makassar, Sulsel, Senin (26/8/2024), berakhir ricuh.

Titik kericuhan di sekitar Fly Over Jl Urip Sumoharjo dan kampus Universitas Negeri Makassar (UNM) Jl Andi Pangerang Petta Rani.

Demonstran melempari polisi saat dibubarkan karena waktu unjuk rasa sudah melewati batas, kemudian dibalas dengan tembakan gas air mata.

Sejumlah demonstran juga dikejar hingga masuk ke kampus Universitas Muslim Indonesia dan UNM.

Dari kericuhan itu, sebuah mobil angkutan umum atau petepete rusak dan terbakar.

Polisi juga menangkap 35 orang dari lokasi kericuhan.

Kericuhan dan demo di Makassar malah terjadi setelah DPR menyatakan membatalkan pengesahan revisi UU Pilkada, Kamis (22/8/2024).

Sebelum pernyataan pembatalan ini disampaikan Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad, terjadi kericuhan di sekitar Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.

Ratusan pengunjuk rasa ditangkap.

Baca juga: Demo Berujung Bentrok Mahasiswa vs Warga, Sejumlah Fasilitas Kampus UNM Makassar Rusak

Polisi menyebut kericuhan di Makassar bukan dilakukan oleh mahasiswa.

Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Mokhamad Ngajib mengatakan, kericuhan diduga sengaja dilakukan oleh orang-orang yang tergabung dalam kelompok Anarko. 

"Kegiatan aksi unjuk rasa hari ini sebenarnya sudah selesai dengan aman dan tertib, karena begitu jam 18:00 Wita, sudah membubarkan diri. Tidak lama itu mulai ada sekelompok anarko yang keluar, mereka yang menggantikan, mereka bukan pengunjuk rasa tapi mereka ingin membuat rusuh," kata Ngajib dalam konferensi pers, Selasa (27/8/2024).

Sebelum kericuhan, sejumlah pemuda dengan pakaian serba hitam menutup jalan menggunakan kayu dan balok.

Mereka tidak ikut berunjuk rasa bersama massa yang mengenakan jas almamater, tapi memilih duduk di tengah jalan raya.

Saat kericuhan, mereka merusak halte dan rambu lalu lintas.

Kata Ngajib, kelompok diduga Anarko ini sengaja menyusup ke barisan mahasiswa untuk menimbulkan kericuhan dan aksi perusakan fasilitas umum.(*)

Berita Terkini