Opini

Anak Marjinal: Korban Sistem atau Kurangnya Keseriusan?

Editor: Sudirman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jose Segitya Hutabarat, Pengajar di Sekolah Ciputra Kasih Makassar

Mobilitas penduduk yang tinggi, terutama di perkotaan, membuat banyak anak-anak kehilangan akses terhadap layanan pendidikan yang memadai. Mereka terjebak dalam lingkaran kemiskinan yang sulit untuk diputus.

Untuk mengatasi masalah ini, solusi inovatif seperti sekolah keliling atau jam sekolah yang fleksibel dapat mengakomodasi anak-anak yang harus bekerja.

Solusi ini memungkinkan mereka untuk mendapatkan pendidikan tanpa mengorbankan kontribusi ekonomi mereka terhadap keluarga.

Selain itu, sistem pendukung berbasis masyarakat dapat menyediakan sumber daya dan bimbingan tambahan, membantu anak-anak ini tetap terlibat dengan pendidikan mereka.

Rekomendasi Kebijakan

Untuk mengatasi permasalahan pendidikan anak marjinal, diperlukan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan.

Langkah pertama adalah membangun sistem data terpadu yang akurat untuk mengidentifikasi anak-anak yang membutuhkan bantuan.

Dengan data yang komprehensif, bantuan keuangan dapat ditargetkan secara tepat dan berbasis kinerja.

Selain itu, aksesibilitas pendidikan perlu ditingkatkan melalui pembangunan sekolah di daerah terpencil, penyediaan sarana belajar yang memadai, dan beasiswa.

Kualitas pendidikan juga harus ditingkatkan melalui pelatihan guru dan pengembangan kurikulum yang relevan.

Kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk masyarakat, sangat penting untuk mendorong partisipasi aktif dalam pendidikan anak ini akan menjadi kunci keberhasilan program ini.

Pendampingan melalui program mentoring dan konseling serta perlindungan anak dari kekerasan dan eksploitasi harus menjadi prioritas.

Pemberdayaan orang tua juga sangat penting, karena orang tua merupakan pilar utama dalam pendidikan anak.

Program pemberdayaan orang tua dapat meningkatkan kesadaran mereka akan pentingnya pendidikan.

Fleksibilitas dalam sistem pendidikan serta pelatihan kejuruan dan kesempatan belajar sepanjang hayat juga perlu diperhatikan untuk mengakomodasi kebutuhan anak-anak yang beragam guna meningkatkan keterampilan dan membuka peluang kerja bagi mereka.

Halaman
123

Berita Terkini