"Kenapa mereka tidak bilang bahwa kami siap akan memenangkan pertarungan itu dengan cara terhormat kalau menyangkut tentang biaya nanti kita rahasiakan dan kami akan upayakan tapi ini langsung diukur dengan uang jadi ini pure kesalahan orang di belakang mereka," jelasnya.
Lanjut Hasrullah, hal ini masuk dalam kategori culas atau memburu kekuasaan dan tidak belajar mengenai psikologi masyarakat yang saat ini sedang berkontestasi.
Sehingga, kata Hasrullah, senjata utama yang digunakan saat ini adalah persuasif dan bukan propaganda negatif.
"Jadi cara penyajiannya itu harus dengan komunikatif persuasi, ini Sulsel negeri para petarung, dia kira dia saja yang jago karena banyak uangnya," jelasnya.