TRIBUNBONE.COM, BONE - Kebakaran menjadi ancaman serius di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Sepanjang tahun 2024 atau hingga Juli, sebanyak 47 kasus kebakaran telah terjadi.
Anggota Satuan Tugas (Satgas) Damkar Bone, Linda mengatakan masalah kebakaran di Bone ini seyogyanya sudah optimal dilakukan.
Hanya saja, Damkar di lapangan masih kerap terkendala sejumlah hal.
Seperti masih minimnya armada Damkar yang mana hanya 13 unit untuk menangani 27 kecamatan.
Baca juga: 16 Kasus Kebakaran di Sinjai Selama 2024, Kerugian Rp1,3 Miliar
"Kewalahan kita. Sementara kita tahu sendiri jarak antara satu kecamatan dengan kecamatan lainnya jauh," jelasnya kepada Tribun-Timur.com, Senin (29/7/2024).
Kemudian masalah lainnya adalah kerusakan jalan yang mengakibatkan waktu tempuh lebih lama.
Sehingga damkar terlambat tiba di lokasi.
Kemudian masih banyaknya hambatan dari masyarakat yang minim memberikan jalan bagi damkar.
“Ada juga yang lambat melapor sehingga, malah yang kita dapat, itu justru bukan orang di sekitar di situ yang lapor tapi masyarakat yang lewat, padahal kita sudah pasang stiker kontak darurat damkar di mana-mana,” tandasnya.
Dari 47 kasus kebakaran, total kerugian yang diderita oleh masyarakat mencapai Rp5,6 milliar.
Peristiwa kebakaran terparah terjadi pada 12 Juni lalu, di mana delapan rumah panggung dan dua rumah permanen ludes terbakar akibat korsleting listrik.
Peristiwa ini menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi masyarakat.
Sekretaris Damkar Bone, Abarsuki mengungkapkan masalah kasus kebakaran di Bone didominasi oleh rumah pribadi.
Penyebab paling tinggi adalah korsleting listrik.
Dari temuan di lapangan, masih banyak masyarakat Bone yang serampangan dalam menggunakan terminal kabel.
Serta kabel dengan standar satu hingga dua colokan masih kerap disambung hingga bercabang-cabang.
Hal tersebut pemicu kabel meleleh hingga menyebabkan kebakaran.(*)