TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Jajaran petinggi Polisi dan TNI di Sulsel berganti dalam waktu dekat.
Keputusan ini menimbulkan spekulasi liar di masyarakat, sebab berlangsung jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak November mendatang.
Pengamat Politik Prof Sukri Tamma menilai mutasi di jajaran tubuh instansi TNI-Polri hal wajar.
Menurutnya ada banyak aspek yang bisa menjadi alasan.
Diantaranya sekaitan indeks kerawanan jelang Pilkada di Sulsel.
"Secara ideal mutasi tentu bagian normal di Institusi bergantung kepentingan institusi, terkait penyegaran," jelas Prof Sukri pada Sabtu (27/7/2024).
"Tentu ada kaitan melihat konteks daerah, misalnya dikaitkan pemilu ada indeks kerawanan harus disikapi keamanan. Salah satunya mungkin dengan mutasi para pemimpin yang diharapkan lebih mampu menangani itu," jelasnya.
Prof Sukri tak menampik kebijakan mutasi ini bisa menimbulkan tanda tanya di masyarakat.
Baca juga: Bukan Polisi, AKP Desy Ayu Kasat Lantas Perempuan Pertama di Wajo Sulsel Bercita-cita Jadi Diplomat
Kecurigaan terhadap kebijakan tersebut baginya hal yang wajar.
Dirinya hanya berharap TNI-Polri bisa tetap menjaga kepercayaan masyarakat.
"Ada yang berpikir bahwa bagian intervensi kekuasaan misalnya, itu mungkin saja. Kita tetap berharap TNI Polri tetap menjaga marwahnya untuk mengamankan semua (tahapan Pilkada),bukan satu calon," kata Prof Sukri
Diketahui, Tiga pejabat utama Polda Sulsel berganti.
Hal ini tertuang dalam Surat Telegram Kapolri nomor ST 1554/VII/KEP/2024 yang ditandatangani ditandatangani Asisten Kapolri Bidang SDM, Irjen Dedi Prasetyo atas nama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Kombes Helmi Kwarta Kusuma Putra Rauf, dari Dirreskrimsus Polda Sulsel dimutasi menjadi Wadirtipidum Bareskrim Polri.
Dia digantikan Kombes Dedi Supriyadi yang sebelumnya menjabat Ditreskrimsus Polda Banten.