Pilgub Sulsel 2024

Reaksi Danny Pomanto Soal Wacana Kotak Kosong di Pilgub Sulsel 2024: Saya Tidak Punya Kuasa

Editor: Ansar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Danny Pomanto usai jalani uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test PKS di Hotel Swiss Bell Panakkukang, Makassar, Senin (22/7/2024) sore.

TRIBUN-TIMUR.COM - Bakal Calon Gubernur Sulsel Danny Pomanto menanggapi potensi wacana kotak kosong. 

Danny mengaku terus berusaha untuk tetap ikut dalam kontestasi Pemilihan Gubernur Sulsel 2024. 

Meski begitu, keputusan akhir tetap berada di tangan partai politik sebagai mesin menuju kontestasi. 

"Saya berusaha untuk tetap ikut dalam pertandingan, tapi semua otorisasi itu ada pada pimpinan-pimpinan partai. Jadi secara kuasa saya tidak punya kuasa, tapi kalau dikatakan siap ya saya siap," tegas Danny.

Danny menyampaikan, besar harapannya untuk membawa perubahan dengan konsep yang jelas. 

Apalagi, dirinya punya pengalaman memimpin Kota Makassar dengan berbagai perubahan yang dilakukan. 

Proses demokrasi pada Pilgub Sulsel diharapkan menjadi produktif.

Terkait kotak kosong, bagi Danny sah-sah saja asalkan prosesnya berada di jalan yang benar. 

"Kita berharap proses demokrasi ini menjadi yang produktif. Misalnya, soal kotak kosong itu sah-sah saja tapi dalam proses yang benar," ujarnya. 

"Misalnya, ada sebuah figur yang dicintai sama masyarakat dan mepunyai survei 80 persen dan tidak ada yang berani lawan dia, terjadilah kotak kosong, itu betul-betul kotak kosong yang demokratis. Bukan hal-lain lain, hanya itu peluang kotak kosong yang memberikan peluang bagi demokrasi," sambung Danny. 

Danny tidak mau berspekulasi lebih awal terkait kondisi yang terjadi di Sulsel. 

Namun menurutnya, kotak kosong yang benar adalah betul-betul berangkat dari keinginan masyarakat yang kuat terhadap satu sosok tertentu. 

"Saya tidak mau nilai, biar masyarakat yang nilai, tapi kalau saya menilai kotak kosong yang benar adalah ada sosok figur yang kuat dicintai masyarakat dan tidak ada yang berani bertarung, bukan mematikan saingan," tegasnya. 

Danny menambahkan, hingga hari ini upaya untuk mencukupkan syarat dukungan parpol terus dilakukan. 

Ia optimistis bisa melenggang sebagai bakal calon gubernur untuk menjadi penantang figur lainnya. 

"Saya yakin insyaallah cukup. Kami sangat bangga bisa diusung partai-partai yang berkuasa," harapnya. 

Strategi atau modal yang ditawarkan kepada partai politik ialah konsep membangun Sulsel. 

Seperti yang dilakukan baru-baru ini saat menjalani tajapan fit and proper test di PKS. 

"Tentunya 1 konsepnya, saya ke PKS sampaikan konsep saya, mudah mudahan inysyaallah mereka tertarik. Karena yang saya bisa jual cuman konsep, saya tidak punya apa-apa selain itu, yang saya punya cuman pengalaman, yang saya jual integritas saya, taro ada taro gau, apa yang saya ucapkan itu yang saya lakukan," ujarnya.

Sementara itu, kandidat Andi Sudirman baru saja mendapatkan rekomendasi Partai Gerindra untuk bertarung di Pilgub Sulsel 2024. 

Andi Sudirman dipaketkan dengan Fatmawati Rusdi yang merupakan politisi Nasdem. 

Kotak Kosong

Ilham Arief Sirajuddin menyoroti isu kotak kosong sebagai bentuk pembodohan publik. 

Menurut mantan Wali Kota Makassar itu, masyarakat harus memahami bahwa kotak kosong dalam pemilihan calon kepala daerah adalah cerminan buruk bagi demokrasi.

"Isu kotak kosong ini sebenarnya merupakan pembodohan publik," ujar IAS.

"Masyarakat harus memahami bahwa menjadikan kotak kosong sebagai pilihan dalam kontestasi politik adalah bentuk pengabaian terhadap kualitas pemilihan," tambahnya.

Dalam pandangannya, IAS mengungkapkan tantangan yang dihadapinya dalam kontestasi Pilgub Sulsel 2024. 

"Saat ini saya sedang berjuang, meskipun dinamika politik di Sulsel tidak terlalu baik," tegasnya.

Isu kotak kosong, lanjutnya, yang muncul sebagai kecenderungan agenda politik, adalah langkah mundur yang tidak menguntungkan.

IAS mengingatkan bahwa pengalaman di sejumlah pemilihan kepala daerah memunculkan pasangan calon melawan kotak kosong,

Yang mana, masyarakat harus memilih karena tidak ada pilihan yang memadai, tidak memuaskan hati publik. 

"Kita memiliki pengalaman dari kotak kosong sebelumnya. Jika tidak ada alternatif yang jelas, masyarakat cenderung memilih kotak kosong. Ini harus menjadi pelajaran agar tidak terulang," tegas IAS.

Dia juga berharap PKS dapat menjadi bagian dari perjuangannya dalam Pilgub Sulsel. 

"Saya berharap PKS dapat bergabung dan mendukung perjuangan ini. Bersama-sama, kita bisa menghadapi tantangan dan menawarkan pilihan yang lebih baik bagi masyarakat," tutup IAS. 

Skenario Kotak Kosong, hingga PPP Jagokan Danny Pomanto

DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sudah memberikan surat tugas kepada Wali Kota Makassar Danny Pomanto untuk penuhi syarat maju Pilgub Sulawesi Selatan (Sulsel).

Setelah mendapatkan surat tugas, Danny Pomanto masih harus berjuang keras mencukupkan syarat maju di Pilgub Sulsel.

Sejauh ini ada PPP dan PDIP telah menyerahkan surat tugas.

Akan tetapi perolehan kursinya belum mencukupi syarat untuk bertarung di Pilgub Sulsel.

PPP delapan kursi dan PDIP enam kursi pada Pileg Februari lalu.

Walikota Makassar dua periode itu masih butuh tiga kursi.

Sedangkan kandidat lain Andi Sudirman dan Fatmawati Rusdi dijagokan Nasdem, PAN, dan Demokrat.

Kandidat ini nampaknya akan membuat koalisi gemuk.

Tinggal dua partai besar yang belum tentukan sikap yakni Gerindra dan Golkar.

Menanggapi hal itu, Ketua Majelis Pertimbangan PPP Sulsel Muhammad Aras mengatakan bahwa itu sudah menjadi keputusan wilayah dan DPP.

Dia percaya pada keputusan DPW dan DPP terkait usungan di Pilgub Sulsel.

Keputusan yang diambil telah melalui pertimbangan yang detail.

Selain itu, dengan ditugaskannya Danny, minimal Pilgub Sulsel tidak kotak kosong.

Walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa hal itu tergantung kepentingan dan keputusan partai.

“Kalau ada kandidat berbeda ya bisa jadi ada pertarungan yang sengit apalagi yang akan maju cukup banyak,” katanya kepada tribun timur, Rabu (24/7/2024).

Menunjuk Danny juga salah satu keputusan yang tepat.

Pasalnya Walikota Makassar itu salah satu figur kuat penantang kubu Surya Paloh.

Apabila Danny tidak mendapatkan kendaraan.

Wacana kotak kosong di Pilgub Sulsel berpotensi terealisasi.

Sehingga kehadiran Danny Pomanto menjadi harapan agar Pilgub Sulsel tidak kandidat tunggal.

Walaupun begitu, PPP belum final mendukung 100 persen Danny.

Pasalnya kepastian bisa dilihat ketika Danny Pomanto menerima SK B1-KWK dari PPP.

Selain itu pendamping yang tepat untuk Danny masih misteri.

“Yang jelas bahwa mungkin teman-teman di wilayah dan DPP sudah mengambil keputusan,” ujarnya.

“Yang pasti sudah mempertimbangkan hal-hal yang sangat detil mengenai kandidat yang akan diusung,” sambungnya.

Danny Pomanto memang berjuang keras maju Pilgub Sulsel.

Gerilya yang dilakukan pria asal Gorontalo itu tidak kecil.

Salah satu yang harus dilakukan adalah mencari wakil di Pilgub.

Mencari wakil tidak mudah.

Pasalnya wakil akan menjadi representasi koalisi nantinya.

Yang akan berpengaruh pada elektabilitas kandidat.

“Tetapi setahu saya belum keluar B1-KWK karena belum ada pasangannya, nanti ketika muncul pasangan baru bisa keluar B1-KWK,” tandas mantan Ketua PPP Sulsel itu.

Golkar Potensi Usung Andi Sudirman di Pilgub Sulsel

Golkar berpotensi rekomendasikan Andi Sudirman dan Fatmawati Rusdi di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulawesi Selatan (Sulsel) 2024.

DPP Golkar akan mengumumkan hal tersebut di Jakarta, Kamis (25/7/2024) besok.

Ketua Bappilu Golkar Sulsel, Lakama Wiyaka mengatakan saat ini di DPP sedang membahas Pilkada Serentak.

Pilgub Sulsel salah satunya masuk dalam pembahasan tersebut.

“Sebenarnya besok baru ditetapkan tapi kemungkinan itu bisa ke Andi Sudirman bisa juga tidak,” katanya kepada tribun timur, Rabu (24/7/2024).

Pembahasan rapat untuk menetapkan calon gubernur di beberapa daerah.

Tim survey Golkar telah memberikan penjelasan dalam rapat.

Adapun nama Andi Sudirman terjaring dalam survei internal Golkar.

Sehingga tidak heran, adik Mentan ini masuk dalam salah satu figur potensial yang akan diusung Golkar.

“Hari ini itu memang rapat di DPP untuk menetapkan calon gubernur mungkin termasuk Sulsel yang dibicarakan, tim survei sekarang menjelaskan di dalam rapat,” jelasnya.

Lakama Wiyaka menegaskan kepastian rekomendasi Golkar akan diumumkan besok.

Namun tidak menutup kemungkinan kader sendiri mendapatkan tugas dari Golkar di Pilgub Sulsel.

Pasalnya dalam survei Golkar, IAS mendapatkan tingkat popularitas tertinggi.

Menyusul kader lainnya seperti Bupati Gowa Adnan Purichta dan Indah Putri Indriani.

Akan tetapi Andi Sudirman juga terjaring dalam survei DPP.

“Survei menjaring (Andi Sudirman) itu hanya kemungkinan besar karena masuk terjaring dalam survei. Itukan belum pasti karena masih kemungkinan besar baru terjaring di survei,” pungkasnya. (*)

Berita Terkini