TRIBUN-TIMUR.COM - Duet Andi Sudirman Sulaiman - Fatmawati Rusdi berpeluang melawan kotak kosong di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) disebut-sebut akan melawan Andi Sudirman Sulaiman kini berubah pikiran.
PKS justru mengundang khusus Andi Sudirman Sulaiman mengikuti fit and proper test, Selasa (23/7).
Padahal PKS telah menutup kegiatan fit and proper test sejak Senin (22/7/2024).
Ada empat bakal calon Gubernur Sulsel yang mengikuti kegiatan ini.
Baca juga: 5 Orang Kaya Pemilik Harta Triliunan di Belakang Pasangan Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi
Mereka Wali Kota Makassar Danny Pomanto, mantan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin, mantan Panglima Kodam Hasanuddin Mayjen (purn) Andi Mappanyukki Bau Sawa, serta pengusaha Annar Sampetoding.
Sekretaris DPW PKS Sulsel Rustang Ukkas sebelumnya menyatakan bahwa fit and proper test hanya dilakukan sehari yakni hari Senin 22 Juli 2024.
Namun, menurut Rustang, petahana Andi Sudirman juga ternyata ingin mengembalikan formulir pendaftaran.
Sehingga PKS kembali membuka forum fit and proper test di hari Selasa (23/7).
“Iya memang hanya satu hari, hanya kemarin,” katanya setelah fit and proper tes di Swiss-Belinn Panakkukang, Makassar, Selasa (23/7/2024).
Rustang mengatakan, karena Andi Sudirman ingin mengembalikan formulir, mau tidak mau, partainya kembali membuka forum itu.
Ia mengaku tak memberikan keistimewaan kepada Andi Sudirman dalam hal penjaringan bakal calon Gubernur Sulsel.
“Kalau keistimewaan tidak ada, semua sama kita lakukan,” ujarnya.
Lanjut Rustang, sudah beberapa kali tim dari Andi Sudirman meminta untuk mengembalikan formulir kepada PKS.
Bahkan, kata Rustang, saat pelaksanaan fit and proper tes Senin kemarin, Andi Sudirman bermaksud untuk mengembalikan formulir pendaftaran.
“Tapi kami kan sementara fit and proper tes, tidak mungkin kami mau menerima di situ karena dalam keadaan ada empat calon mau di fit and proper tes jadi tidak bisa,” jelasnya.
PKS memiliki 7 kursi di DPRD Sulsel dan menjadi satu dari tiga partai yang belum menentukan sikap di Pilgub Sulsel 2024.
Jika PKS mengusung Andi Sudirman Sulaiman, wacana kotak kosong di Pilgub Sulsel 2024 hampir pasti akan terjadi.
Pasalnya, hampir semua partai politik politik telah menyatakan sikap.
Sebagian besar menyatakan dukungan pada pasangan Andi Sudirman Sulaiman - Fatmawati Rusdi.
Partai yang belum bersikap adalah, PKS (7 kursi), Golkar (13 kursi) dan Hanura yang memiliki satu kursi.
Sementara partai lain yang telah menetapkan usugannya adalah, Partai NasDem (17 kursi), Gerindra (13 kursi), Demokrat (7 kursi), PKB (8 kursi) dan PAN (4 kursi). Mereka mengusung pasangan Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi.
Sedangkan PPP (8 kursi) dan PDIP (6 kursi), mengusung Wali Kota Makassar Danny Pomanto.
Kedua partai ini belum cukup memeunuhi syarat untuk memuluskan Danny Pomanto bertarung di Pilgub Sulsel.
Jika PKS benar bergabung di kubu Andi Sudirman Sulaiman, maka Golkar bisa jadi penentu kotak kosong di Pilgub Sulsel.
Koalisi Golkar, PPP, dan PDIP dipastikan bisa mengusung pasangan calon di Pilgub Sulsel.
Jumlah kursi melebihi 17 dari syarat mengusung Pilgub Sulsel.
Wacana Kotak Kosong
Wali Kota Makassar yang juga bakal calon Gubernur Sulsel, Danny Pomanto, mengaku akan terus berusaha agar bisa ikut dalam kontestasi Pilgub Sulsel 2024.
Namun keputusan akhir tetap berada di tangan partai politik sebagai mesin menuju kontestasi.
“Saya berusah untuk tetap ikut dalam pertandingan. Tapi semua otorisasi itu ada pada pimpinan-pimpinan partai. Jadi secara kuasa saya tidak punya kuasa, tapi kalau dikatakan siap ya saya siap,” katanya.
Danny menyampaikan, besar harapannya untuk membawa perubahan dengan konsep yang jelas.
Apalagi, dirinya punya pengalaman memimpin Kota Makassar dengan berbagai perubahan yang dilakukan.
Proses demokrasi pada Pilgub Sulsel diharapkan menjadi produktif.
Terkait kotak kosong, bagi Danny sah-sah saja asalkan prosesnya berada di jalan yang benar.
“Kita berharap proses demokrasi ini menjadi yang produktif. Misalnya, soal kotak kosong itu sah-sah saja tapi dalam proses yang benar,” ujarnya.
“Misalnya, ada sebuah figur yang dicintai sama masyarakat dan mepunyai survei 80 persen dan tidak ada yang berani lawan dia, terjadilah kotak kosong, itu betul-betul kotak kosong yang demokratis. Bukan hal-lain lain, hanya itu peluang kotak kosong yang memberikan peluang bagi demokrasi,” sambung Danny.
Danny tidak mau berspekulasi lebih awal terkait kondisi yang terjadi di Sulsel.
Namun menurutnya, kotak kosong yang benar adalah betul-betul berangkat dari keinginan masyarakat yang kuat terhadap satu sosok tertentu.
“Saya tidak mau nilai, biar masyarakat yang nilai. Tapi kalau saya menilai kotak kosong yang benar adalah ada sosok figur yang kuat dicintai masyarakat dan tidak ada yang berani bertarung, bukan mematikan saingan,” tegasnya.
Danny menambahkan, hingga hari ini upaya untuk mencukupkan syarat dukungan parpol terus dilakukan.
Ia optimistis bisa melenggang sebagai bakal calon gubernur untuk menjadi penantang figur lainnya.
“Saya yakin insyaallah cukup. Kami sangat bangga bisa diusung partai-partai yang berkuasa,” harapnya.
Strategi atau modal yang ditawarkan kepada partai politik ialah konsep membangun Sulsel.
Seperti yang dilakukan baru-baru ini saat menjalani tajapan fit and proper test di PKS.
“Tentunya 1 konsepnya, saya ke PKS sampaikan konsep saya, mudah mudahan inysyaallah mereka tertarik. Karena yang saya bisa jual cuman konsep, saya tidak punya apa-apa selain itu, yang saya punya cuman pengalaman, yang saya jual integritas saya, taro ada taro gau, apa yang saya ucapkan itu yang saya lakukan,” ujarnya.