Pilgub Jateng 2024

Sering Tampil Mesra, Ternyata Jokowi dan Prabowo Adu Kekuatan di Pilgub Jateng, Usungan Berbeda

Editor: Ansar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Jokowi dan Presiden Terpilih Prabowo Subianto ternyata bertarung 'pengaruh' di Pemilihan Gubernur Jawa Tengah (Jateng).

Irjen Ahmad Luthfi 18,7 persen

Taj Yasin Maimoen 12,7 persen

Bambang Wuryanto 9,1 persen

Dico Ganinduto 6,5 persen

Sudaryono 4 persen

M Yusuf Chudlori 3,5 persen

Hendrar Prihadi 2,5 persen

Abdul Wachid 2,2 persen

Sudirman Said 1,7 persen

Tidak jawab 16,4 persen. 

Prabowo dilatih Jokowi

Prabowo Subianto, mengaku sedang dilatih oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Prabowo menyampaikan hal ini saat memberikan sambutan dalam acara Peluncuran Geoportal Kebijakan Satu Peta (KSP) 2.0 dan White Paper One Map Policy (OMP) Beyond 2024 serta Penyampaian Hasil Capaian Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Hotel St Regis, Jakarta, Kamis (18/7/2024).

Menurutnya, ia diinstruksikan Jokowi untuk mewakilinya dalam acara tersebut.

Prabowo menyebut dirinya diberi catatan-catatan oleh Presiden Jokowi yang menandakan ia sedang dilatih supaya tidak kaget setelah dilantik sebagai presiden pada Oktober 2024 nanti.

"Saya diinstruksikan untuk mewakili Bapak Presiden, Bapak Joko Widodo dan dalam hal ini, apa yang saya sampaikan sebetulnya adalah catatan-catatan dan pointer dari beliau."

"Saya kira Bapak Presiden ternyata sedang melatih saya untuk supaya nanti enggak terlalu kaget begitu setelah saya dilantik, Insya Allah," tutur Prabowo.

"Jadi itulah cara beliau, ya, salah satu pelajaran kepemimpinan yang kita terima adalah seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang legowo, pertama."

"Kedua, pemimpin yang menyiapkan penggantinya. Jadi, saya kira ini yang saya rasakan, ya, beliau sekarang hampir semua rapat kabinet saya diikutsertakan dan duduknya sebelah presiden sekarang. Mohon maaf, Menko, jadi ini yang saya rasakan, saya sedang disiapkan," paparnya.

2 Orang Dekat Prabowo Dilantik jadi Wamen

Sementara itu, di tempat lain, pada Kamis hari ini, dua orang terdekat Prabowo Subianto dilantik oleh Presiden Jokowi sebagai wakil menteri.

Mereka adalah keponakan Prabowo, Thomas Djiwandono, yang dilantik sebagai Wakil Menteri Keuangan.

Kemudian, orang dekat Prabowo yang juga Ketua DPD Gerindra Jawa Tengah, Sudaryono, ditunjuk sebagai Wakil Menteri Pertanian

Prabowo hanya tersenyum dan mengacungkan jempolnya saat disinggung mengenai pelantikan wamen yang berlangsung di Istana Negara, Jakarta pada Kamis sore itu.

Dikutip dari Kompas.com, Prabowo memberikan gestur tersebut selesai memberikan sambutan dalam acara peresmian peluncuran Geoportal One Map Policy 2.0.

Sebagai informasi, selain melantik Thomas dan Sudaryono, Jokowi juga melantik Yuliot Tanjung sebagai Wakil Menteri Investasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal.

Politik Menguntungkan Antara Jokowi dan Prabowo

Dengan dilantiknya Thomas dan Sudaryono yang merupakan politikus Gerindra sebagai wakil menteri, hal ini disebut merupakan kompromi antara Jokowi dengan Prabowo.

Hal ini disampaikan oleh pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin.

"Kalau saya sih melihatnya ini pertanda, ya, kompromi antara kekuatan Pak Prabowo sebagai presiden terpilih dengan Pak Jokowi sebagai presiden yang akan berakhir masa jabatannya."

"Oleh karena itu, ya, perlu politik akomodasi bagi orang-orangnya Pak Prabowo untuk, katakan, dilantik lebih dulu lebih awal di Kabinet Pak Jokowi menjadi wakil menteri," terangnya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Kamis.

Menurut Ujang, bargaining (tawar-menawar) dalam keputusan itu ialah supaya transisi pemerintahan berjalan dengan mulus, baik, dan aman.

"Sehingga nanti pun ketika Pak Jokowi misalkan punya keinginan, punya titipan gitu kepada pemerintahan Prabowo yang baru, ya, bisa saja diakomodir oleh Pak Prabowo."

"Jadi politik saling menguntungkan satu sama lain antara Pak Jokowi dengan Pak Prabowo," ungkapnya.

Kompromi ini, ucap Ujang, menjadi hal yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Bagi Prabowo, kader-kadernya bisa memperoleh jabatan di kabinet, sedangkan Jokowi setelah lengser berharap bisa diperhitungkan di pemerintahan selanjutnya.

"Oleh karena itu, saya melihatnya, ya, kompromi ini menjadi jalan yang kelihatannya menguntungkan bagi kedua belah pihak."

"Yang satu dapat jabatan, kader-kadernya, ya, menjadi wakil menteri. Lalu, Pak Jokowi juga tentu punya harapan untuk bisa diperhatikan di pemerintahan Pak Prabowo nanti," terangnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Survei Litbang "Kompas": Pengaruh Jokowi dan Prabowo "Effect" di Pilkada Jateng Beda Tipis"

Berita Terkini