Sepanjang proses yang telah dilalui, ayah korban mengakui pelaku telah mendatanginya untuk meminta maaf.
"Guru yang bersangkutan (pelaku) bersama Guru BK datang ke rumah kami minta maaf. Dia mengatakan mengakui perbuatannya, dan akan membuat surat pernyataan bermaterai, dan di situ dia berjanji tidak akan mengulanginya lagi," kata Ayah Korban.
"Namun, kami katakan kepadanya, bahwa kami ingin dia pindah dari sekolah. Kami ingin dia keluar dari sekolah. Karena anak kami trauma. Trauma jika guru itu tetap ada di sekolah," kata Ayah Korban dengan suara meninggi dan hampir menitikkan air mata.
Ayah korban juga menyampaikan tidak habis pikir kenapa seorang guru rela memperlakukan siswanya seperti itu.
"Saya capek-capek didik anak saya, malah dirusak seperti itu," katanya.
"Yang saya tidak habis pikir, kenapa ada guru yang rela melakukan hal seperti itu kepada siswanya," sesalnya.
Terduga Pelaku Minta Maaf Tapi Bantah Lecehkan Siswa
Oknum guru di SMK Negeri Takalar, Sulawesi Selatan membantah dirinya melecehkan korban.
Itu sesuai dengan pernyataannya dalam surat yang diterima Tribun-Timur.com, Selasa (2/7/2024).
Dalam surat tersebut, HIM menjelaskan awal mula kasus tersebut.
Kejadian saat menjelang Apel Pagi pada 3 Juni 2024
"Saat persiapan apel pagi pada Senin 3 Juni 2024 sekitar pukul 07.30 Wita, saat itu saya mau wudhu di kamar mandi melewati korban sedang berdiri mengganti baterai microphone," tulis HIM.
Kemudian HIM masuk ke sanggar pramuka.
Ditempat itulah ia bertemu dengan korban inisial MIA.
"Saya masuk di sanggar pramuka secara refleks mencium pipi sebelah kanan MIA dengan tidak punya rasa apa-apa. Saya menganggap ciuman itu adalah rasa bangga dan kegembiraan atas prestasinya di sekolah," jelas HIM.