TRIBUN--TIMUR.COM - Persoalan peretasan data pada Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus menjadi perbincangan hangat.
Kebocoran data ini masih belum pulih sepenuhnya, dan Presiden Joko Widodo kembali mengingatkan pentingnya menjaga data dengan melakukan back-up secara berkala.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika), Semuel Abrijani Pangerapan, baru-baru ini mengundurkan diri dari jabatannya per tanggal 1 Juli 2024.
Langkah ini diambil sebagai tanggung jawab atas peristiwa peretasan Pusat Data Nasional (PDN).
"Karena semua ada waktunya, ini saatnya saya untuk berpisah. Saya mengajukan pengunduran diri secara lisan pada tanggal 1 Juli kemarin dan sudah menyerahkan surat pengunduran diri kepada Menteri Kominfo," ujar Semuel.
Peretasan yang dilakukan oleh kelompok "Brain Cipher" menyebabkan PDN masih mengalami gangguan teknis yang belum pulih sepenuhnya.
Dampaknya pun cukup luas, seperti:
1. Cetak Paspor: Lebih dari 12 ribu paspor belum dapat dicetak, mengganggu layanan percepatan dan pengambilan paspor di Imigrasi Kemenkumham.
2. Deportasi Diaspora: Diaspora di luar negeri dengan paspor expired dan masa residensi habis terancam deportasi.
3. Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK): Data lebih dari 800 ribu penerima KIPK hilang tanpa backup.
4. Beasiswa Dosen: Pendaftaran Beasiswa Pendidikan Indonesia untuk dosen ke luar negeri terkendala, meskipun jadwal kuliah di luar negeri tidak berubah.
5. Beasiswa Pintar Indonesia (BPI): Cairan terlambat di Amerika, Asia, Eropa, dan Australia, dengan biaya hidup berisiko denda.
6. Aplikasi SRIKANDI: Tidak dapat diakses untuk pengarsipan nasional.
7. PPDB: Verifikasi data Penerimaan Peserta Didik Baru terganggu di berbagai daerah.
8. Halal UKMK: Sertifikasi halal untuk UMKM terhambat karena portal ptsp.halal.go.id mati.