Prabowo kemudian meminta izin kepada Sumitro untuk membawa teman wanitanya ke rumah.
Saat bertemu, Sumitro mengaku langsung tertarik dengan paras Titiek, yang tampak familiar di ingatannya.
Namun, Prabowo tidak memberitahu ayahnya bahwa wanita itu adalah anak seorang Presiden.
Ia hanya mengatakan bahwa Titiek adalah salah satu murid Sumitro.
Lama kelamaan, Sumitro mengetahui bahwa teman dekat anaknya itu adalah seorang putri Presiden RI.
Ia pun merasa ketakutan, karena khawatir Prabowo tidak serius dalam menjalin hubungan dengan Titiek.
Sumitro berpikir, jika Prabowo sampai mempermainkan anak Presiden, bisa-bisa ia celaka.
Sumitro pun memberikan peringatan kepada Prabowo, "Kalau kali ini kamu tidak serius, payah deh kamu."
Ia juga mengingatkan Prabowo untuk berhati-hati, karena hubungan mereka bisa menimbulkan masalah politik.
Sumitro sendiri pernah ditahan dan diasingkan oleh rezim Soeharto karena dianggap sebagai oposisi.
Namun, ternyata Prabowo tidak main-main dengan Titiek.
Ia membuktikan keseriusannya dengan membawa Titiek ke rumah neneknya, Siti Katoemi, ibunda Sumitro, di Matraman.
Siti Katoemi adalah sosok yang paling disegani oleh anak-anak Sumitro.
Prabowo juga mendapat restu dari Soeharto, yang menganggapnya sebagai anak angkat.
Prabowo dan Titiek akhirnya menikah pada tahun 1983, dengan pesta yang mewah dan megah.