Ditambah lagi, siswa dan guru masih merasakan trauma pasca bencana hidrometereologi merenggut 8 nyawa di Buntu Sarek.
"Karena kejadian sejak longsor kemarin, sekolah belum bisa dibuka. Jalanannya tidak bisa lewat. Terus mengungsi semua orang tua siswa dengan anaknya ke Kecamatan Bajo," akunya, Rabu (12/6/2024).
"Anak-anak juga masih trauma, jadi masih belum naik ke rumahnya. Hanya ada beberapa bagian sekolah retak. Guru-guru dan juga trauma," tambahnya.
Kata Nuraini, pelaksanaan Pemahaman Baca dan Tulis (PBM) kelas 1-5 di satu petak ruangan yang disediakan.
"Kemudian ditugaskan dari Pak Korwas dan Ibu Pengawas sediakan tempat di sini. Kini kita mulai belajar mulai dari PAT kelas 6. Kemudian PBM kelas 1-5 lanjut dengan semester," terangnya.
Selama proses ujian berlangsung, siswa SD 42 Buntu Sarek juga hanya mengenakan baju kaos.
Pasalnya, semua perlengkapan sekolah mereka masih berada di rumahnya.
"Untuk kelengkapan sekolah, anak-anak pakai baju biasa. Bajunya ada di kampung. Tidak sempat dia bawa kesini. Untuk selama ini baju seragam belum ada dari Pemda. Hanya ada dari Dinas untuk buku pembelajaran" tutupnya. (*)
Laporan Jurnalis Tribun Timur Muh Sauki Maulana