Banjir Luwu

Tak Hanya Numpang, 31 Siswa SD Tibussan Latimojong Luwu Sulsel Ujian Tanpa Seragam Sekolah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Potret siswa SD Tibussan, Kecamatan Latimojong mengikuti ujian penaikan kelas di SD Balla, Kecamatan Bajo pasca bencana tanah longsor menimpa sekolahnya awal Mei 2024.

TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU - Sebanyak 69 siswa SD Tibussan-Buntu Sarek, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan terpaksa melaksanakan ujian darurat.

Siswa tersebut merupakan pengungsi bencana longsor yang menerjang Kecamatan Latimojong, Jumat (3/5/2024).

Kepala Sekolah SD Tibussan, Juharni mengaku, 31 siswanya terpaksa melaksanakan ujian kenaikan kelas di SD Balla, Kecamatan Bajo.

Hal itu dilakukan lantaran sebagian besar siswanya masih mengungsi di Kecamatan Bajo.

"Total ada 31 siswa kelas 1 sampai 6. Numpang di SD Balla untuk ujiannya. Karena sekolah kami belum bisa dipakai, anak-anak juga masih mengungsi," jelasnya, Senin (10/6/2024).

Kata Juharni, para siswanya melaksanakan ujian tanpa mengenakan baju seragam sekolah.

Potret Desa Lambanan, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulsel pasca longsor. Hingga kini, jalan hanya bisa dilalui roda dua. (Tribun Timur)

"Bajunya kasian terpaksa baju kaos. Karena bajunta rata-rata semuanya di rumahnya masing-masing. Tapi kalau alat tulis, kami sediakan," akunya.

Terpisah, Kepala Sekolah SD Buntu Sarek, Nuriani menerangkan, saat ini ada 38 siswanya ujian semester.

Baca juga: Kami Mau Mengadu Kemana Lagi Curhat Kades Lambanan Luwu Sulsel Tak Dapat Solusi dari Pj Gubernur

Semua itu dilakukan di Korwil Dinas Pendidikan Luwu di Kecamatan Bajo.

"Untuk sementara, ujian dilaksanakan di Korwil Dinas Pendidikan di Bajo. Anak-anak masih trauma pasca bencana longsor kemarin," tandasnya.

Kata Nuriani, selama bencana, proses belajar-mengajar dipindahkan sementara.

"Iye, semua proses belajar-mengajar juga dipindahkan kemarin. Karena di Buntu Sarek itu termasuk daerah terparah longsor. Ada 8 korban jiwa karena longsor kemarin," ujarnya.

Kami Mau Mengadu Kemana Lagi' Curhat Kades Lambanan Luwu Sulsel Tak Dapat Solusi dari Pj Gubernur

Baca juga: Wilayahnya Masih Terisolir 7 Kades Latimojong Luwu Datangi Pj Gubernur Sulsel, Minta 2 Eskavator

"Kami mau mengadu kemana lagi," jawab Baharuddin singkat.

Sebagai Kepala Desa Lambanan, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Baharuddin tak bisa lagi berkata-kata.

Asa akan adanya solusi diberikan langsung Pj Gubernur Sulsel, Prof Zudan Arif Fakrulloh kala bertemu, Kamis (6/6/2024) di Kota Makassar rupanya tak seperti diharapkan.

Orang nomor satu Sulsel itu hanya meminta Baharuddin, bersama enam kepala desa di Kecamatan Latimojong untuk bersabar.

"Jawaban pak gubernur hanya meminta kami bersabar. Tapi saya bilang kami mau mengadu ke mana lagi," curhat Baharuddin kepada Tribunluwu.com, Sabtu (8/6/2024).

Baharuddin mengaku, saat pertemuan dengan Prof Zudan, ia menyampaikan keluhan akses jalan ke desanya masih sulit untuk dilalui warga.

Sebab, sebulan pasca longsor menerjang Latimojong, akses jalan hanya bisa dilalui roda dua.

Apalagi, alat berat belum bisa menjangkau lokasi Desa Lambanan, karena medan menuju lokasi masih sangat sulit dilalui.

"Setelah bertemu Pj Gubernur Sulsel, saya tegas menyampaikan, perlu ada penanganan khusus untuk Desa Lambanan, Buntu Sarek dan Tibussan," akunya.

"Karena sampai sekarang akses jalan belum normal. Alat berat juga belum bekerja membuka material longsor," tambahnya.

Di depan Prof Zudan, Baharuddin mengaku, sabar tidak bisa lagi diterapkan bagi warga ketakutan dan kelaparan.

"Warga kami di Dusun Doke-doke sampai sekranag juga masih ketakutan. Tiap malam kalau hujan, mereka tidak berani tinggal di rumahnya dan memilih ke camp pengungsian," ujarnya.

Dirinya pun meminta, agar Prof Zudan bisa meninjau langsung Desa Lambanan tanpa harus mengandalkan tim survei

"Karena beliau janji setelah lebaran inshallah datang. Untuk sementara tim survei yang akan turun dalam waktu dekat. Saya bilang, coba lihat langsung pak, sehingga penanganan dan kebijakan yang diambil bisa cepat," terangnya.

Menurut Baharuddin, dengan terjun langsung ke lokasi, Pj Gubernur Sulsel bisa melihat langsung kehidupan warganya pasca bencana longsor.

Apalagi, kata dia, sebagian warganya kini gagal panen. Sehingga perekonomian warga terganggu.

"Bagaimana kondisi perekonomian warga, anak-anak sekolah, dan akses jalan yang belum pulih. Saya sampaikan, kalau hampir 70 persen warga kami gagal panen. Karena sumber perekonomian mereka hanya dari kopi. Dan itu terdampak setelah longsor kemarin," tandasnya.

Baharuddin meminta, agar Pemprov Sulsel serius melakukan rehabilitasi pasca bencana.

"Saya tegas kemarin supaya kita mendapat penanganan khusus dari provinsi. Setidaknya kalau tidak ada anggaran di tahun ini, tahun 2025 bisa direalisasikan. Kami mau jalan bisa kembali seperti semula sebelum bencana," tutupnya.

Kadis Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Ikhsan Asaad mengaku, hingga kini masih ada beberapa desa yang belum bisa dilalui roda empat.

"Sementara kami mengupayakan alat berat selain dari dinas PUTR untuk menangani beberapa desa," katanya.

Ikhsan menambahkan, kesulitan alat berat menjangkau beberapa desa tersebut lantaran terkendala akses jalan. (*)

Laporan Jurnalis Tribun Timur Muh Sauki Maulana

 

 

 

 

 

Berita Terkini