TRIBUN-TIMUR. COM, JEDDAH - Puluhan pria mengenakan rompi ungu itu akhirnya takluk. Ratusan jemaah haji Indonesia ramai-ramai geleng kepala.
Ada yang mengangkat telapak tangan di depan mulut sambil menggoyankannya seraya berseru, “Laaa…!”
Aksi “boikot” jemaah haji Indonesia yang baru saja turun dari pesawat dan keluar dari ruang pemerikaaan emigrasi itu membuat puluhan perompi ungu pangling.
Apa yang terjadi?
Rupanya itu buah dari ceramah Pelaksana Bimbingan Ibadah (Bimbad) Sektor C Daerah Kerja (Daker) Bandara Ustad Amran Beddu Borahima.
Aktivis Gerakan Pemuda Ansol berdarah Bugis asal Sulawesi Barat (Sulbar) itu memang menjadikan kehadiran pria berompi ungu itu sebagai materi bimbingan ibadah.
“Mereka sudah meresahkah. Sudah seperti lebih petugas dari petugas haji,” tegas Amran Beddu Borahima di Hotel Diwan Al Aseel Al Raqi, Jeddah, Arab Saudi, Rabu (29/5/2024) pagi.
Siang itu. Amran Beddu Borahima tampil heroik di Paviliin B4 King Abdul Aziz İnternational Airport Jeddah.
Ratusan jemaah haji Indonesia Kelompok Terbang (Kloter) 22 UPG diarahkan masuk Paviliun B4, setelah keluar dari ruang pemeriksaan emigrasi.
Ustad Amran Beddu Borahima menyambut mereka.
Lewat pengeras suara, Amran Beddu Borahima berteriak dalam Bahasa Bugis, “Aja’bannah ta batibati yeroh parrompi ungueh. Pabbalubalu’mi. Tennia petugas.”
Artinya, “Artinya abaikan saja mereka yang pakai rompi ungu itu. Mereka hanya penjual, bukan petugas.”
Ustad Amran Beddu Borahima berkali-kali berteriak seperti itu. Diselingi talbiyah.
“Aja’na ta ellih. Langsungni tudang. Labbaekallahumma labbaik, labbaika laa syarika laka labbaik. Innal hamda wanni’mata laka wal mulka laa syarika lak… Aja’ tabatibati yeroh pabbalu kartue. Tania petugas …..”
Sesekali Ustad Amran Beddu Borahima tersenyum dan memegang pundak pria berompi ungu langsung saling tempel telapak tangan.Cesss!