Jampidsus Dikuntit Densus 88

Terungkap Sosok Jenderal Purn B Diduga Dalang Pengintaian Densus 88 ke Jampidusus, Bos Korupsi Timah

Editor: Ansar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sosok purnawirawan jenderal bintang empat diduga jadi bekingan korupsi tambang timah

Peristiwa itu sempat diabadikan dalam sebuah video yang memperlihatkan rombongan tersebut sempat berhenti di depan gerbang Kejaksaan Agung.

Namun pada malam itu, pengamanan masih belum dipertebal seperti Selasa malam.

Total diduga ada enam mobil Brimob yang berada di area tersebut.

Bahkan satuan pengamanan dari Polsek Kebayoran Baru juga ikut dikerahkan.

Puluhan anggota tak berseragam juga tampak menyebar di sekitar di sekitar Jalan Bulungan pada malam itu.

Selain itu, terlihat pula sebuah drone yang diduga merupakan alat penembak.

Terkait hal itu, Ketut enggan mengonfirmasinya.

Pihak kepolisian, di antaranya Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Erdi A Chaniago hingga Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko juga belum memberikan jawaban apapun soal adanya drone tersebut.

Lantas siapa Jenderal Purn berinisial B itu?

 Sebelumnya, Kejagung telah menangkap 16 orang tersangka kasus korupsi timah. 

Para tersangka tertuding dalam kasus yang merugikan negara sekitar Rp 271 triliun dalam rentang 2015-2022.

Kasus melibatkan tiga direksi PT Timah yang menyadari pasokan bijih timah yang dihasilkan sedikit dibandingkan dengan perusahaan smelter swasta lainnya karena penambangan liar yang dilakukan dalam wilayah IUP PT Timah.

Namun, PT Timah yang seharusnya melakukan penindakan terhadap kompetitor, justru menawarkan pemilik smelter untuk bekerja sama. Perusahaan-perusahaan itu kemudian menambang timah secara ilegal di IUP PT Timah.

Komplotan juga membentuk tujuh perusahaan boneka yang beroperasi di wilayah itu.

Kerjasama disembunyikan dengan surat kerjasama sewa smelter yang dibuat oleh para direksi PT. Timah.

Dokumen lainnya yang dipegang oleh salah satu perusahaan swasta juga Surat Perintah Kerja (SPK) borongan pengangkutan sisa hasil mineral agar bijih timah yang ditampung dari perusahaan boneka terkesan legal.

Daftar dan Peran Tersangka

Direktur Utama PT Timah 2016-2021, Mochtar Riza Pahlevi Tabrani

Direktur Keuangan Timah 2017-2018, Emil Ermindra

Direktur Operasi Produksi PT Timah 2017-2021, Alwin Albar

CV Venus Inti Perkasa

Beneficial Ownership CV Venus Inti Perkasa (VIP) Tamron Tamsil

Adik Tamron Tamsil, Toni Tamsil

Direktur Utama CV VIP, Hasan Thjie alias Ashin

Mantan Komisaris CV VIP, Kwang Yung alias Buyung

Manajer Operasional Tambang CV VIP, Achmad Albani

PT Refined Bangka Tin (RBT)

Direktur Utama PT RBT, Suparta

Direktur Pengembangan Usaha PT RBT, Reza Ardiansyah

PT Tinido Inter Nusa

General Manager PT Tinido Inter Nusa, Rosalina

Rosalina untuk mengakomodasi pengumpulan bijih timah.

Pengusaha lainnya

Pengusaha di Bangka Belitung, SG alias AW

Pengusaha di Bangka Belitung, MBG

Direktur PT Sariwiguna Bina Sentosa, Robert Indarto

Pengusaha yang juga Manajer PT QSE, Helena Lim

Pengusaha, Harvey Moeis

Jenderal Purn Inisial B

Sebuah fakta baru kembali terungkap dalam kasus korupsi yang menjerat Harvey Moeis suami Sandra Dewi.

Seorang Jenderal Bintang 4 berinisial B ikut terlibat kasus timah Rp271 tahun.

Diketahui, sosok Jenderal B ini merupakan bekingan dari Harvey Moeis dan dicurigai telah mengorganisir proyek tambang timah ilegal tersebut.

"Ada oknum yang berkuasa, yang sampai punya bintang 4 di pundak, mantan pensiunan, inisial B, itu aja dulu," ujar Iskandar.

"Ini orang yang kita duga mengorganisir sampai terjadi pembelian smelter, smelter ini kan dibeli dari orang-orang yang bener-bener kaya, tetapi pembelinya tidak benar-benar kaya, kan unik," bebernya.

Iskandar juga menegaskan bahwa ucapannya benar bahwa terdapat oknum Jenderal Bintang 4 yang terlibat kasus korupsi timah Rp271 triliun.

"Iya (berseragam), karena dalam warna-warni kejahatan mereka tidak akan berhitung kalau tidak kepada aparat, habis itu biasanya mereka berhitung kepada kelompok-kelompok kuat atau solid terorganisir," ujarnya.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com/Tribun-Medan.com

Berita Terkini