Pilgub Sumut 2024

Bobby Nasution, Edy Rahmayadi dan Ijeck Berebut Restu Demokrat di Sumut, Pertarungan PDIP - Gerindra

Editor: Ansar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Edy Rahmayadi, Bobby Nasution dan Ijeck - Wali Kota Medan Bobby Nasution, eks Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan Ketua DPD Golkar Sumut, Musa Rajekshah atau Ijeck berebut rekomendasi partai Demokrat.

Pernyataan Gubernur Edy Rahmayadi ini secara tidak langsung mengisyaratkan dirinya tidak akan maju bersama wakilnya Musa Rajekshah yang tinggi badannya lebih dari Edy.

Belakangan diketahui, hubungan Edy-Ijeck sedang tidak akur.

Hal ini diakui oleh Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah dalam sebuah acara di stasiun televisi swasta.

"Saya enggak usah lagi menutup-nutupi ya, saya rasa semua orang tahu tidak hanya orang Sumatra Utara yang di luar Sumut juga tahu hubungan kami tidak baik-baik saja," kata pria yang akrab disapa Ijeck ini dalam acara The Politician di CNN TV beberapa hari lalu.

Menurut Ijeck, dirinya juga tidak tahu penyebab ketidakakuran tersebut.

"Semua punya argumen, tapi saya sendiri sampai hari ini tidak tahu kenapa. Enggak pernah dipanggil, enggak pernah ditanya, enggak pernah dikonfrontir juga jika adahal yang tidak cocok," katanya.

Menanggapi hal ini, Edy Rahmayadi justru memberikan pernyataan sebaliknya. Mantan Pangkostrad itu mengatakan hubungannya dengan wakilnya tersebut baik-baik saja.

"Itu menurut dia, tanyakan sama dia. Kalau kita fine-fine saja, baik-baik saja semua. Kalau orang tugas itu pekerjaan organisasi itu ada job descriptionnya, job itu ya dikerjakan secara profesional, semua kepala dinas-kepala dinas.

Nah pada saat kalau sudah tidak merasa nyaman, yang namanya organisasi itu sangat dibutuhkan loyalitas, loyalitas dan bekerjasama," ujar Edy saat diwawancarai, Senin (5/6/2023).

Dikatakan Edy, masa jabatan dirinya dan Ijeck sudah tidak lama lagi sehingga tidak ada yang perlu dipermasalahkan.

"Tak ada masalah, tapi kalau sudah urusan tak datang, itu ya silakan itu hak pribadi, diingatkan.

Sudah mau habis juga, waktunya kan sudah habis nanti tanggal 5 September sudah mau habis, tak usah lagi dipersoalkan yang sudah mau habis," katanya.

Edy sudah daftar di 8 parpol

Mantan Gubernur Sumut itu sudah mendaftar di delapan partai, termasuk parpol yang menyatakan dukungan ke Bobby Nasution.

Bobby Nasution menantu Presiden Jokowi disebut sebagai penantang Edy sebagai petahana Pilgub Sumut.

Hingga kini, Wali Kota Medan itu sudah mendapat sinyal dukungan dari tiga partai.

Tiga partai yang berniat usung Bobby di Pilgub Sumut adalah Golkar, PAN dan Gerindra.

Meski Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menyatakan akan dukung Bobby Nasution, namun faktanya Edy masih datang mendaftar.

PAN Sumut pun menyambut baik kedatangan Edy Rahmayadi.

Edy sudah menyampaikan berkas pendaftaran ke PDIP, Edy lalu melakukan maraton dengan menyerahkan berkas pendaftaran ke PKS, NasDem, PKB, Demokrat, Perindo dan terakhir ke PAN dan Hanura.

Sejak April lalu, Edy sudah mulai bergerilya untuk mendapatkan rekomendasi partai supaya mau mendukungnya lagi.

Terkait sinyal partai politik yang dia kunjungi, apakah akan mendukungnya Edy mengaku sulit menjawab.

"Kalau soal sinyal positif sulit menjawabnya," kata Edy usai menyerahkan formulir pendaftaran ke Hanura, Kamis (16/5/2024).

Namun lanjut Edy, ia merasakan seluruh parpol memberikan sinyal positif. Dengan nada becanda Edy menyebut jika ada sinyal negatif akan menjadi petir.

"Semua (partai) sepertinya positif, kalau campur sama negatif jadi petir dia," ujarnya.

Alasan Edy Kembali Maju ke Pilgub Sumut

Edy Rahmayadi melanjutkan pendaftarannya sebagai calon Gubernur Sumut ke partai Hanura Sumut. Hanura adalah partai ke 8 yang dilamar Edy.

Bersama tim pemenangan Edy menyambangi kantor Hanura Sumut yang berada di jalan Abdullah Lubis, Kota Medan, pada Kamis (16/5/2024).

Di sana, Edy diterima ketua tim penjaringan calon Gubernur partai Hanura Syaiful Amri dan pengurus. Usai menyerahkan formulir pendaftaran, mantan Pangkostrad itu menyampaikan tiga alasan maju kembali sebagai Gubernur.

"Pertama saya diberikan kesempatan dua periode untuk memimpin Sumut," kata Edy.

Selain itu, Edy melihat banyak persoalan persoalan yang belum dia tuntaskan pada periode sebelumnya.

"Kedua banyak pekerjaan yang belum terselesaikan," ujarnya.

"Ketiga apabila diizinkan rakyat untuk amalan membangun Sumut," sambung dia.

Sebagai partai yang turut mendukungnya pada pemilihan Gubernur 2018 silam, Edy pun berharap kerjasama dengan Hanura tetap berlanjut.

"Partai Hanura ini bukan hanya sekali ini mengusung saya, tapi sudah sejak 2018.

Saat itu Hanura punya 6 kursi sekarang 5 kursi. Tapi bukan soal kursi tapi doanya itu yang penting. Semoga Hanura mendukung saya nantinya," lanjut dia.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com

Berita Terkini