TRIBUN-TIMUR.COM, PINRANG - Kasus vandalisme baliho Bupati Pinrang Irwan Hamid baru-baru ini menjadi topik perbincangan di masyarakat.
Pasalnya, ada beberapa baliho Irwan Hamid yang menjadi sasaran aksi vandalisme oleh orang tak dikenal (OTK).
Awalnya, baliho yang berukuran besar itu terpasang di pinggir jalan.
Diantaranya di Kelurahan Penrang dan Kelurahan Bentengnge, Kecamatan Watang Sawitto.
Dalam baliho itu terdapat foto-foto Irwan Hamid. Kemudian ada tulisan "Terima Kasih Bupatiku Atas Dedikasi dan Pengabdian Untuk Kabupaten Pinrang. Lanjutkan".
Namun, pelaku vandalisme menuliskan umpatan bahasa Bugis dalam baliho tersebut.
Pelaku menuliskan kata "Kalasi" yang dalam bahasa indonesia diartikan curang atau penipu.
Pelaku menuliskan kata umpatan itu menggunakan pilox berwarna merah.
Peristiwa vandalisme ini diduga terjadi pada rentang waktu 9-10 April 2024.
Pihak Polres Pinrang kemudian melakukan sejumlah langkah penyelidikan usai Camat Watang Sawitto melaporkan hal tersebut.
Pihak Polres Pinrang telah melayangkan undangan klarifikasi kepada dua orang terkait penyelidikan kasus ini.
Kedua orang yang berstatus terduga tersebut berinisial AF dan RO.
Kasat Reskrim Polres Pinrang Iptu Andi Reza Pahlawan membenarkan adanya undangan klarifikasi tersebut.
"Iya, masih proses penyelidikan. Sudah kami undang untuk datang klarifikasi. Sifatnya undangan klarifikasi biasa. ," kata Iptu Reza, Sabtu (20/4/2024).
Dikatakan, saat ini pihaknya baru penyelidikan awal.
"Kalau tidak cukup bukti, pasti tidak kita lanjutkan ke tahap berikutnya," ujarnya.
Sebelumnya, Plt Camat Watang Sawitto, Andi Sinapati Rudy mengatakan sejumlah baliho tersebut sengaja dipasang sebagai ucapan terima kasih kepada Andi Irwan Hamid atas dedikasinya sebagai Bupati Pinrang.
Pasalnya, masa jabatan Bupati Pinrang akan berkahir 24 April 2024.
Andi Sinapati menyayangkan baliho itu dirusak dengan di pilox oleh oknum yang tak bertanggung jawab.
“Kami sudah lapor ke polisi terkait pengerusakan baliho itu,” kata Andi Sinapati kepada wartawan, Selasa (16/4/2024).
Dia menuturkan, peristiwa ini memang harus dilaporkan ke polisi untuk diungkap siapa pelakunya.
"Harus ditangani polisi supaya tidak bias. Karena bisa saja ada simpatisan masyarakat yang marah mencari pelaku. Makanya, perlu polisi yang menangani supaya tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan," tuturnya.
Laporan jurnalis Tribunpinrang.com, Nining Angreani