"Karena ada firasat, jadi saya panggil bilang tidak kau (H) bunuhji mamanya V?, tidak kau kuburji di dalam rumahmu?, karena kau ringan tangan. Saya tanyakan itu cuma satu kali," ungkap Kasmi.
"Dari ringan tangan itu kita curiga memang. Kalau ketemuka juga menghindar setelah itu, takut ditanya. Tidak mau lagi berbaur dengan kita," bebernya.
Meski demikian, Kasmi mengaku, tidak menanyakan keberadaan Jumatia ke anak-anaknya karena masih duduk di bangku sekolah dasar.
"Anaknya tidak pernah ditanya memang, cuma kita bilang 'mudah-mudahan pulang-ji mamakta nak," ungkap Kasmi menirukan situasi kala itu.
Kasmi paham betul kondisi psikologis V, yang kehilangan di saat dirinya butuh belaian kasih sayang dari sang ibu.
"(Anaknya) tidak (pernah cerita). Kita cuma bilang sabar nak kita cari ibu ta, cuma dia langsung menangis," ungkap Kasmi.
Namun, Kasmi curiga, V tidak berani mengungkap keberadaan sang ibu karena takut kehilangan sang ayah.
"(Mungkin) dia (V) tidak berani bilang karena takut. Dia takut bilang tidak ada pelihara ki. (kasihan sama bapaknya) iya," ucapnya
Rasa takut yang dipendam V selama tujuh tahun lamanya, pun memuncak saat aksi ringan tangan sang ayah menyasar dirinya.
Tepatnya pada 7 April 2024, V mengaku dianiaya H, datang mengadu ke rumah keluarga ibunya di Jl Rappocini, Makassar.
Akhirnya, aksi ringan tangan H hingga menewaskan istrinya Jumatia pun terungkap.
Baca juga: Terungkap Fakta Baru Suami Bunuh Istri Lalu Kubur dalam Rumah,Aksi Beringas Sang Ayah Dibongkar Anak
"Akhirnya dia (V) mengaku itu setelah dipukul sama bapaknya (H). Dia datang ke rumah, saya tanya kenapa nak, dia bilang dipukul sama bapaknya, mukanya biru (lebam bekas pukulan)," ungkap Kasmi.
Kasmi tidak terima ponakannya diperlakukan kasar oleh sang ipar, pun membawa V melapor ke Polrestabes Makassar, hari itu juga.
"Saya bawa melapor ke Polrestabes tanggal 7 (Apri). Tanggal 13 (April) ditangkapmi pelaku (H)," ucapnya.
Di mata Kasmi, sosok Jumatia adalah istri setia dan tabah meski kerap diperlakukan kasar oleh suaminya H.