Namun kata dia semua kejadian itu merupakan momentum menyenangkan karena dapat membantu masyarakat yang membutuhkan atau bantuannya tepat sasaran.
Selain aksi sosial memberikan bantuan kesehatan, Richard pun dalam aksi lain membangun rumah, merehap rumah maupun bantuan ke sekolah-sekolah dan tempat lainnya secara sporadis.
"Waktu itu saya berikan bantuan tanpa ada pikiran untuk masuk ke dunia politik," ungkapnya.
Aksi berbagi dengan masyarakat yang membutuhkan itu, putra dari tujuh bersaudara itu mengungkapkan, dilandaskan dari didikan sang ayah dan kehidupan keluarganya yang sederhana atau miskin.
"Saya dulu masih kecil jualan kue dengan jalan keliling di beberapa tempat di Kota Kupang," kisahnya.
Dikisahkan, kehidupannya itu harus menjadi motivasi kaum muda-mudi saat ini baik yang mampu atau keluarga yang tidak mampu.
Pemuda harus selalu berjuang atau jangan pernah menyerah untuk memulai sesuatu hingga mendapatkan hasilnya.
Menurut Richard, saat ini dirinya masuk dalam dunia politik untuk menyalurkan aspirasi dan sangat berkorelasi dengan bantuan sosial.
"Politik dan aksi sosial seperti dua mata uang," ujarnya.
Menurut Richard, apabila sebagai politisi mempunya kewajiban untuk mengambil kebijakan-kebijakan yang membela atau berpihak terhadap masyarakat.
"Kita diajarkan dari kecil untuk lebih utamakan kepentingan publik, dibandingkan kepentingan pribadi atau golongan," jelasnya.
Diakuinya, terdapat politisi juga yang masuk dalam dunia politik untuk mengamankan bisnis, keluarga maupun golongan-golongan.
"Sejak tahun 2008, saya tidak pernah merubah konsep atau titik fokus saya untuk maju menjadi Gubernur NTT," ungkapnya.
Apabila menjadi Gubernur, Richard akan mengutamakan kesehatan ibu dan anak.
Menurut dia hal ini sangat penting, karena hal ini berbicara tentang proses pembentukan dan pembangunan generasi kedepan.