Dikatakan, hingga Senin (8/4/2024) malam, nota pengeluaran mereka sudah 20 juta pound Mesir.
Satu Pound Mesir setara Rp334.
Baginya, selama ikut program daurah takhassus di Azhar, dia banyak memperoleh pengalaman spiritual personal.
Kiai Syawir menggambarkan, awalnya dia canggung dan percaya ada lembaga yang mengkongkosi mereka selama di Mesir.
Untuk berjaga-jaga, dia membawa uang saku tabungan rupiah, dan bahkan membawa perhiasan emas.
Namun, kenyatannya selama Ramadan di Mesir, banyak warga dan dermawan yang membantu akomodasi dan konsumsi mereka.
"Ternyata orang Mesir itu sangat sayang sama mahasiswa asing, khususnya Indonesia. Mereka juga sangat dermawan di bulan Ramadan."
Bahkan, tambahnya, di akhir masa pendidikanya, bersama peserta lain, dia juga difasilitasi untuk belanja Lebaran, laiknya di Indonesia.
"Saya juga takjub, dan tak henti-hentinya bersyukur, uang saku saya seperti tambah terus dan tak mau habis. Doa-doa tahajjud, shalat lail dan mukjizat saya selama menjaga Quran semakin saya rasakan di Mesir." ujarnya.
Kiai Syawir bahkan tak menyangka, rangkaian kemudahan itu membuatnya dipertemukan dengan syeikh Mesir yang menuntun kami mempelajari ilmu ladunni kehidupan.
"Syeikh itu menuntun kami kian yakin, bahwa menuntut ilmu itu sepanjang hayat, dan Allah membuktikan itu hampir tiap hari."
Dia juga mengisahkan, meski jadi peserta paling berumur, namun ke-39 peserta lain, banyak meminta Kiai Syawir untuk memberi materi-materi ceramah dan khutbah ala Indonesia.
"Tiba-tiba saya, merasa diangkat jadi guru padahal saya setara dan seangkatab dengan mereka di daurah ini,"
Program Daurah ini berlangsung sejak 11 Februari hingga 4 April 2024.
Seremoni dipimpin Direktur Akademi Internasional al-Azhar Prof Dr Hasan Shalah Sagir.
Syeikh Hasan hadir mewakili Dr Salamah Jum’ah Ali Daud, Rektor Al Azhar University.