TRIBUN TIMUR.COM, MAKASSAR - Sekolah Internasional Bahasa Inggris Briton menggelar acara yang disebut Orphans & Britoners yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan bahasa dan keterlibatan dalam komunitas di antara siswa dan anak yatim.
Selama acara, Briton mendorong siswanya untuk berbelanja di mal, namun dengan sentuhan khusus - mereka ditantang untuk menggunakan bahasa Inggris secara eksklusif selama berbelanja.
Selain itu, Briton mengatur agar anak-anak yatim dapat menikmati hari yang penuh kesenangan di Trans Studio Mall (TSM), Sabtu (30/03/2024).
Manajer Akademik di Briton, Elyzabeth Emmanuel menjelaskan bahwa acara Orphans & Britoners adalah inisiatif tahunan yang bertujuan untuk menyatukan anak-anak yatim dan siswa Briton. Tahun ini, 1.000 anak yatim diundang untuk berpartisipasi.
"Di Briton, siswa-siswa kami tidak hanya diajarkan bahasa Inggris tetapi juga didorong untuk berempati dengan masyarakat di sekitarnya. Salah satu cara yang kami lakukan adalah dengan berbagi pengalaman dengan anak-anak dari panti asuhan," katanya.
Tema tahun ini, "1.000 Orphans Ngabuburit with Britoners," bertujuan untuk mempererat persaudaraan dan kesenangan bersama.
Namun, karena keterbatasan ruang, hanya sebagian anak-anak yatim yang diundang untuk menghadiri acara tersebut, sementara sisanya menerima sumbangan di panti asuhan masing-masing.
"Kami memiliki kemitraan dengan sekitar 20 panti asuhan di berbagai daerah. Setelah acara di TSM, sumbangan akan didistribusikan ke panti asuhan-panti asuhan ini," jelas Emmanuel.
Acara tersebut mencakup kegiatan seperti iftar (makan bersama untuk berbuka puasa) dan voucher untuk bermain di Kids City, memberikan pengalaman ngabuburit yang berkesan bagi anak-anak.
Sementara itu, siswa-siswa Briton, mulai dari tingkat dasar hingga tingkat sekolah menengah, dengan antusias berlatih keterampilan bahasa Inggris mereka dengan berbagai kegiatan di mal.
"Siswa-siswa sekolah dasar kami melakukan transaksi belanja mereka dalam bahasa Inggris di TSM, dengan anggaran dan batas waktu yang terbatas, mirip dengan sebuah kompetisi," ujar Emmanuel.
Siswa-siswa tingkat menengah dan tinggi, serta dewasa, diberikan satu misi untuk berinteraksi dengan pengunjung mal, seperti wawancara acara, sehingga menyebarkan pentingnya kemahiran berbahasa Inggris dalam masyarakat.
Partisipasi meluas ke tujuh pusat Briton, masing-masing bertujuan untuk memberikan pengalaman Ramadan yang menarik bagi siswa dan anak-anak yatim mereka.