Oleh:

KH Amirullah Amri

Pimpinan Ponpes Tahfiz Al Qur'an Ilmul Yaqin Tompo'bulu, Kabupaten Maros

TRIBUN-TIMUR.COM - Pemberian wajib namanya zakat.

Pemberian yang sifatnya sunnah boleh jadi hadiah, infaq, sedekah.

Zakat menurut ilmu fiqih pada dasarnya terbagi dua, zakat fitrah dan zakat maal (harta).

Zakat fitrah mutlak dikeluarkan pada bulan suci Ramadan. Zakat fitrah itu zakat jiwa.

Termasuk anak yang lahir di bulan suci ramadan dan mendapatkan ramadan meskipun beberapa saat, tetap wajib dikeluarkan zakatnya.

Beda dengan orang yang meninggal sebelum menyelesaikan ramadan.

Maka orang ini tidak wajib dikeluarkan zakatnya.

Baca juga: Belum Mampu ke Tanah Suci? Ini Amalan Sederhana yang Pahalanya Setara Naik Haji

Zakat bentuknya makanan pokok. Indonesia secara umum mengonsumsi beras, maka menurut Imam Syafi'i adalah beras.

Mashab yang lain boleh diuangkan dengan takaran 3,5 liter atau 4 liter.

Sementara zakat harta tidak mesti dikeluarkan saat ramadan.

Ada dua syarat yang harus dipenuhi zakat harga, nisab (takaran) dan haul (sudah mencapai satu tahun).

Berapa takarannya? Misal 85 gram emas keluarkan 2,5 persen.

Tapi ingat, emas yang jadi perhiasan yang tidak ada niat untuk dijual alias dipakai saja, tidak dikenakan zakat.

Yang dikenakan zakat adalah emas tempat menyimpan duit.

Baca juga: 5 Amalan Sunnah Puasa Ramadhan, Kerjakan Biar Dapat Keberkahan

Contoh lain, punya mobil Rp500 juta tapi pakai sendiri tidak dikenakan zakat.

Kecuali mobil yang digunakan untuk menghasilan, rental dikenakan zakat.

Begitu juga dengan rumah, kalau ditinggal sendiri meskipun harganya Rp5 miliar tidak dikenakan zakat.

Cuma duitnya yang Rp5 miliar itu sebelum dipakai beli bahan-bahan rumah, bersihkan dulu duitnya dengan mengeluarkan zakat 2,5 persen.

Ada rumah kos-kosan dindingnya hanya tripleks itu dikenakan zakat setiap tahun.

(Tribun-Timur.com/Hasriyani Latif)