DAP Australia Bantu Pembangunan Instalasi Biogas di Lembang Tonglo Toraja

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim pengabdi dari Universitas Atma Jaya Makassar lewat skema Direct Aid Program membuat dua instalasi biogas di Lembang Tonglo, Kecamatan Rantetayo, Kabupaten Tana Toraja.

TRIBUN-TIMUR.COM - Salah satu usaha sampingan petani di Tana Toraja adalah beternak babi.

Beternak babi menjadi salah satu andalan karena tingkat pengembalian investasi yang cukup tinggi. Data BPS menunjukkan pada tahun 2023 terdapat 342.457 ekor babi yang diternakan petani di Tana Toraja.

Jumlah tersebut pada satu sisi menjadi sumber penghasilan yang besar bagi petani, namun pada sisi lain menjadi sumber pencemaran udara dalam bentuk bau tidak sedap dari kotoran babi yang dapat juga membawa bibit-bibit penyakit tertentu.

Untuk mengatasi masalah tersebut, tim pengabdi dari Universitas Atma Jaya Makassar yang terdiri dari Ferdinandus Sampe, Frederik Palalo dan Inong Oskar, dengan bantuan dana dari Konsulat Jenderal Australia di Makassar lewat skema Direct Aid Program membuat dua instalasi biogas di Lembang Tonglo, Kecamatan Rantetayo, Kabupaten Tana Toraja.

Program yang diberi nama “Australian People’s Sustainable Energy Project for Indonesian Farmer Family – Toraja Biogas Pig Manure Installation Project” ini mulai dibangun Februari 2024 dan dijadwalkan rampung dan beroperasi penuh pada bulan Juli 2024.

Proyek ini bertujuan untuk mengatasi tiga isu yaitu pengentasan kemiskinan, pembangunan pertanian berkelanjutan dan ketangguhan terhadap pemanasan global.

Setelah 14 hari pemasangan instalasi biogas berkapasitas 4m3 tipe fixed dome dan 2 instalasi pupuk organik cair, akan dihasilkan minimal 5 kg biogas dan 40 liter pupuk per hari selama jangka waktu paling kurang 10 tahun.

Biogas ini akan menggantikan bahan bakar fosil seperti minyak tanah dan gas alam cair yang digunakan oleh keluarga petani, dan keluarga petani ini dapat mengalokasikan dananya untuk membeli kebutuhan lain.

Pupuk yang dihasilkan oleh instalasi biogas merupakan pupuk alami ramah lingkungan untuk meningkatkan kualitas hasil pertanian dan menstimulasi tanah pertanian menjadi lebih baik.

Untuk memasak makanan, keluarga petani tidak lagi menggunakan minyak tanah, gas alam cair, atau kayu bakar yang semuanya berkontribusi terhadap pemanasan global.(*)

 

Berita Terkini