Ia memetakan apa-apa saja kegiatan yang dilakukan setiap harinya.
"Jadi disini saya harus memilah mana kegiatan yang memang sangat penting akan dilakukan dalam sehari," ungkap perempuan kelahiran Rangkasbitung, 27 Mei 1981 silam.
Hajjah Meity mengungkapkan jika setelah semua urusan keluarga selesai, barulah ia tenang mengerjakan urusan bisnis dan rakyat.
Ia betul-betul harus mengatur segala sesuatu yang dibutuhkan keluarga.
Terkait bisnisnya, ia jalankan berawal dari hobinya yang suka traveling.
Berangkatkan 35 Ribu Jamaah Setiap Tahun
Awal mula ia jalankan bisnis traveling tersebut setelah menikah dengan Haji Abdul Samad Hamid yang juga pengusaha.
"Alhamdulillah, sekarang sudah bisa mendirikan perusahaan dibidang umrah dan haji, dimana setiap tahunnya bisa memberangkatkan jamaah Haji dan Umrah hingga 35.000 jamaah," ucapnya.
Satu hal yang selalu ia tanamkan untuk kelancaran dan keberkahan usahanya yakni selalu bersyukur dan baik serta membuat jamaahnya bisa nyaman dan terfasilitasi dengan baik.
Di Hari Kartini, ia ingin menyampaikan bahwa semangat Kartini memang cocok untuk mengenalkan kaum perempuan agar bisa mengenyam pendidikan tinggi.
Pasalnya merupakan momen kebangkitan untuk para perempuan Indonesia untuk melahirkan prestasi prestasi baru.
Bahkan dari momen Hari Kartini, baginya adalah saat perempuan bisa menjadi garda terdepan dalam melaksanakan aksi kemanusiaan untuk perubahan bangsa ini.
Apalagi di tengah pandemic sekarang ini bagi seorang perempuan saatnya mengaktualisasikan diri, dirumah sebagai pengajar juga bagi anaknya.
"Sekarang memang perempuan harus juga dirumah karena ujian dan belajar kini berbasis on line, membimbing anak lebih telateren lagi dituntut juga sebagai guru yang mengajar di rumah kemudian di sinkronkan dengan gurunya yang ada di sekolah," ucap anak dari pasangan H Bai Madroji dan Hj Maesaroh ini.
Bahkan ditengah kesibukannya tersebut, Meity Rahmatia juga masih sibuk terjun langsung ke jalan bertemu warga untuk berbagi sembako, hand sanitizer dan masker bagi yang membutuhkan.(*)