TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Imbas Kota Makassar tidak punya stadion menjadi salah satu faktor PSM U-18 gagal bersinar di Elite Pro Academy (EPA) 2023/24.
Alasan ini masuk akal, karena PSM U-18 kemudian menjadi tim musafir di babak 8 besar EPA.
PSM U-18 bermarkas di Surabaya selama babak 8 besar EPA bergulir.
Berbeda saat babak penyisihan PSM usia muda semua kelompok umur bermain di Stadion Gelora Bj Habibie (GBH) Kota Parepare.
Setelah Stadion GBH steril karena akan direnovasi, PSM U-18 tidak punya markas lagi.
Hal itu sangat terasa bagi Ramang Muda.
• Perjuangan PSM Makassar U-18 Stop di 8 Besar EPA, Beda Nasib PSS Sleman, Persija, Bali United
Bermain di luar Kota Daeng menguntungkan tim lawan dan negatif bagi skuat Ramang Muda.
Pasalnya faktor kelelahan menghinggapi para pemain.
Harus berpindah-pindah lokasi dengan waktu istirahat singkat.
Ketika bermain di kandang sendiri, minimal tim tamu mendapatkan tekanan.
Gara-gara PSM U-18 bermain di Surabaya, praktis kandang netra dan tim tamu bisa main tanpa tekanan.
Berbeda ketika PSM U-18 bermain tandang, tuan rumah bisa memberikan tekanan lebih.
Alhasil, PSM U-18 mendapatkan hasil minor di babak 8 besar EPA dan harus terhenti.
Pelatih PSM U-18, Erik Saputra mengatakan kelelahan membuat anak didiknya hilang konsentrasi di akhir-akhir pertandingan.
Seperti saat melawan Persija Jakarta U-18 dan Bali United U-18.
• PSM Makassar Latih Kekompakan Pemain dengan Tic-Tac-Toe