Terlebih untuk partai-partai baru yang memiliki modal social figure, yang sangat kritis dan lebih kental dengan gaya politisi oposan. Oposisi dahulu berkuasa kemudian.
Tak perlu berebut menjadi bagian dari koalisi karena tergiur dengan “kue” kekuasaan.
Dari sisi etika demokrasi, politik oposisi dapat disebut sebagai kegiatan parlementarian yang tidak kalah terhormatnya, dalam tangga demokrasi dia mampu menempati ukuran tertinggi sebab mampu mencegah adanya ancaman mayoritarianisme.(*)