Bawaslu

Sosok dan Kisah Wahyu Derajat, Komisoner Bawaslu Sisihkan Gaji untuk Guru Ngaji dan Takmir Masjid

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Komisoner Bawaslh Luwu, Wahyu Derajat.

TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU - Sosok Komisioner Bawaslu Luwu, Sulawesi Selatan Wahyu Derajat.

Ia punya kebiasaan yang patut dicontoh.

Musabab setiap bulan, Wahyu Derajat rutin menyisihkan gajinya untuk diberikan ke guru ngaji dan takmir masjid di kampung halamannya, Kecamatan Lamasi, Luwu, Sulawesi Selatan.,

Wahyu, membagikan kisahnya kepada Tribunluwu.com.

Sama seperti teman sebayanya kala kecil dulu, Wahyu Derajat belajar membaca Al-Quran dari guru ngaji kampung.

Setiap sore, Wahyu kecil menghabiskan waktunya membaca Al-Quran hingga hatam.

"Karena kebetulan guru ngaji saya itu nenek. Jadi cara kami berterima kasih pada waktu itu, setelah selesai mengaji, kami ikut belah-belah kayu, angkat air dari sumur ke rumah guru, terus sapu halaman guru," jelasnya, Selasa (23/1/2024).

Hal itulah membekas di benak Wahyu Derajat hingga saat ini.

Hatinya pun tergerak memberikan setiap gaji yang ia dapatkan kepada guru ngaji dan takmir masjid.

"Nah saya coba menyisihkan sedikit gaji saya, untuk memberikan sedekah terhadap guru-guru ngaji itu. Termasuk juga ada takmir masjid yang biasa mengumandangkan adzan kepada mereka," ujarnya.

Koordinator Divisi Hukum, Pencegahan, dan Partisipasi Masyarakat Bawaslu Luwu ini mengaku, jumlah uang ia berikan tak menentu jumlahnya.

"Dan tidak harus monoton. Tidak harus Rp1 juta satu bulan, kadang juga di bawah dari pada itu. Kadang juga Rp500 ribu atau Rp300 ribu tergantung kemampuan dan rezeki saya saat itu," akunya.

"Dan itu juga tidak monoton dengan guru ngaji itu terus. Kadang juga kalau ada saya dengar di tempat lain, saya mencoba memberi rezeki lewat teman. Nanti dia yang berikan. Kalau bilang dari siapa, bilang saja ada yang titip," tambahnya.

Karena menurut Wahyu Derajat, masih banyak guru ngaji kampung yang kesejahteraanya belum diperhatikan pemerintah setempat.

"Karena tidak bisa dipungkiri, kita bisa lepas dari buta aksara atau bisa ngaji itu tidak lepas dari guru. Maka lewat itu tadi, orang-orang bisa peduli. Apalagi yang di kampung-kampung ini, masih banyak yang belum tersentuh baik dari pemerintah," tuturnya.

Halaman
12

Berita Terkini