TRIBUN-TIMUR.COM, SINJAI - Jalan provinsi di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan masih harus diperjuangkan.
Salah satunya berada di Desa Barambang ke Desa Bontokatute, Kecamatan Sinjai Borong atau sekitar 60 kilometer di bagian selatan Ibukota Sinjai.
Jalan poros provinsi yang melintasi dua desa tersebut masih butuh perhatian serius dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
Jalan masih berbentuk jalan tanah, sirtu sudah bercampur tanah liat.
Setelah hujan turun, kendaraan roda dua sulit melintas apalagi jika kendaraan roda empat mobil.
Jalan yang rusak parah panjangnya sekitar tiga kilometer.
Lokasinya berada di lereng gunung, pendakian dan jalan menikung.
" Sangat sulit kendaraan melintasi jalan rusak itu. Apalagi kalau hujan turun kendaraan mobil pasti tertinggal, ini masih butuh diperjuangkan," kata Andi Selle warga Sinjai Borong, Kamis (28/12/2023).
Padahal jalan tersebut menghubungkan tiga kabupaten bahkan masyarakat Sinjai Borong dan sebagian warga Bulukumba dapat melintasi jalan tersebut saat ke Kota Makassar.
Ruas jalan provinsi Botolempangan, Ambi, Bontokatute ke Palampang tersebut mulai dibangun saat Gubernur M Nurdin Abdullah.
Pasca gubernur tersebut non aktif baru satu kali pekerjaan jalan itu dilanjutkan yakni pada tahun 2023 ini.
Di tengah proses pekerjaan jalan, PT Colli terpaksa tak merampungkan. Sebab terdapat pemotongan anggaran dari Pemrprov Sulsel.
"Sehingga tersisa jalan rusak itu karena anggaran terhenti dari Pemprov," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Sinja, Haris Achmad.
Ia menjelaskan bahwa bukan hanya anggaran Pemprov untuk Kabupaten Sinjai terhenti.
Tetapi juga anggaran Pemprov ke Kabupaten lainnya di Sulsel mengalami hal demikian.