TRIBUN-TIMUR.COM - Masyarakat Indonesia tak lama lagi memilih Presiden baru pengganti Joko Widodo yang habis masa jabatan.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo sebagai calon Presiden.
Kelak siapa pun Presidennya bisa diterima seluruh masyarakat Indonesia.
Baca juga: Apakah Bercerai Menutup Pintu Rezeki? Quraish Shihab: Optimis, Ada yang Menanti di Masa Depan
Cendekiawan Muslim Indonesia, Prof Quraish Shihab belum lama ini menekankan bahwa pentingnya menerima siapa pun yang nanti terpilih dalam pemilihan.
"Diterima siapa pun. Itu keputusan Tuhan," ujarnya dalam acara Shihab n Shihab di Masjid Al-Jami'ah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Banten, pada Sabtu (4/5)
Mufassir Indonesia ini menjelaskan bahwa kekuasaan adalah anugerah dari Tuhan, meskipun orang tersebut berbeda keyakinan.
"Percayalah bahwa siapa pun yang memperoleh kekuasaan itu diberikan oleh Tuhan," ungkapnya dalam diskusi yang dipandu oleh putrinya, Najwa Shihab.
Baca juga: Mengubah Mindset Jomblo: Pesan Motivasi Quraish Shihab
Quraish Shihab juga mencontohkan bahwa meski Raja Namrud diketahui sebagai seorang yang berbeda keyakinan, Al-Qur'an mencatat bahwa kekuasaan yang ia miliki adalah anugerah dari Tuhan, atau dalam istilah Arab, Allahu al-mulk.
Oleh karena itu, penulis Tafsir Al-Misbah ini berpesan agar tidak terlibat dalam konflik demi kepentingan sesaat, yang meskipun tampaknya lama, sebenarnya hanya sementara.
Bahkan dalam mengejar cita-cita, ada aspek yang lebih penting dari itu.
"Dalam menjaga kesatuan dan persatuan, setidaknya mengedepankan kepentingan bersama daripada kepentingan sesaat Anda," tambahnya.
Baca juga: Petuah Quraish Shihab untuk Para Jomblo: Selain Usaha Doa Jodoh Itu Dicari, Bukan Menunggu
Sebelumnya, dalam acara tersebut, Najwa mengungkapkan bahwa meskipun banyak orang pulang kampung, kehadiran mereka di UIN Jakarta adalah seperti kembali ke kampus.
Ini dikarenakan Prof Quraish Shihab pernah menjabat sebagai rektor kampus tersebut pada tahun 1992-1998.
Kegiatan ini dihadiri oleh Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Amany Burhanuddin Umar Lubis, dan Wakil Rektor IV Bidang Kerjasama, Andi Faisal Bakti.(*)