"Kita dampingi untuk dapat akta khususnya buku nikah, akta lahir anak. Kita harus perjuangkan bagaimana dia mendapat kan identitas, " paparnya.
Tidak hanya melakukan pendampingan terhadap migran, KPBMB juga fokus terhadap isu kekerasan perempuan.
Ada satu warga yang dibantu biaya operasinya karena mengidap kanker serviks.
Penyakit itu di dapat dari suaminya yang diduga berhubungan seksual secara bebas.
"Kami bantu untuk operasi bantuan kanker serviks, setelah itu korban minta pisah," katanya.
Kerja-kerja yang dilakukan KPBMB tentu tak mudah, ada banyak kerikil yang mereka temui dalam prosesnya.
Termasuk penolakan-penolakan dalam pengurusan identitas migran yang didampingi. (*)