Indosat Cari ‘Nagita Slavina’ dari Bulu Cindea Pangkep

Editor: Ina Maharani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SVP Head of Corporate Communications IOH, Steve Saerang (kedua dari kanan) saat meninjau wifi corner di Desa Bonto Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, Senin (4/12). Wifi Corner ini merupakan program Desa Digital IM3.

“Diharapkan masyarakat bisa semakin tumbuh dengan menggunakan jaringan yang kuat.Kita menyediakan jalurnya. Kami harap setelah ini mereka bisa menjual dengan cara yang lebih mudah,” ujarnya.

Sebanyak 50-an masyarakat dan juga UMKM setempat menghadiri acara ini. Mereka terliha bersemangat hadir dan mengikuti ajaran-ajaran dari tim Tribun Timur.

Tim terdiri dari Mansur AM mengajar teknik menulis, Fahrizal mengajar seluk beluk creator media sosial, dan Ocha Alim mengajarkan teknik foto dan video.

Ada juga pelatihan IDE Academy, yaitu plaftorm yang dikembangkan Indosat untuk mewadahi UMKM. Sebelumnya, Desa Digital IM3 telah hadir di 2 kabupaten di Sulawesi Selatan yaitu di Lantebung dan Manongkoki.

Foto bersama dalam program Desa Digital IM3 di Bulu Cindea, Pangkep (TRIBUN TIMUR)

Wifi Corner dengan Internet Gratis

BUKAN hanya pelatihan, dalam upaya membuat masyarakat Desa Bulu Cindea semakin melek internet sebagai Desa Digital IM3, IOH juga menghadirkan pojok internet gratis.

Terletak tak jauh dari balai desa setempat. Wifi corner ini dipasang di pos kamling, tempat berkumpulnya warga.

Dipaparkan VP Head of Sales Sumapa Eko Yanuarianto tak kurang dari 100 gb internet diberikan secara gratis kepada warga, setiap bulannya.

“Kita ingin sebanyak mungkin warga di sana bisa semua merasakan pakai IM3. Kalau ini sukses, akan di expand ke daerah lain,” jelasnya.

Tak hanya koneksi internet yang stabil dan cepat, di wifi corner ini juga terdapat televisi. Untuk kekuatan wifi, bisa mengcover hingga 10 meter di sekeliling pos kamling.

Potensi Mebel

Sebelumnya, program Desa Digital yang ke-2 digelar di desa Manongkoki, Kabupaten Takalar, Sabtu (30/9/2023).

Desa yang emiliki berbagai potensi di berbagai sektor yang mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan ekonomi daerah.

Sejak tahun 1970-an, Desa Manongkoki telah menjadi pusat keahlian dalam pengolahan kayu menjadi perabot rumah dan kantor.

Ketua kelompok pengrajin mebel Desa Manongkoki, H Baharuddin Dg Ngago, menyampaikan bahwa sudah lebih dari 33 tahun Desa Manongkoki ini menjadi kampung mebel. Nenek moyang mereka telah lama menjadi tukang kayu dan pengrajin perabot furniture.

Halaman
1234

Berita Terkini