Lawan dengan mudah memotong bola. Makanya tingkat akurasi umpan PSM Makassar terendah, 66,95 persen.
Syamsuddin Umar menyarankan, Bernardo Tavares meminta anak asuhnya bermain lebih sabar seperti musim lalu.
Membangun serangan dari belakang.
Termasuk memperhatikan jarak antar pemain.
“Membangun serangan dari bawah. Dia (PSM Makassar) mainkan di unit, lalu dia main secara teratur. Jarak antara belakang, tengah dan depan hanya 40 meter, sehingga dari unit ke unit bisa mengalir bolanya,” terangnya.
“Saya pernah lihat PSM Makassar cepat umpan ke depan, tapi cepat juga kembali. Jadi tidak efektif,” ucap mantan Asisten Pelatih Timnas Indonesia ini.
Dia menambahkan, permainan terburu-buru PSM Makassar musim ini diakibatkan sejumlah kekalahan di kandang.
Selain itu, sering ketinggalan lebih dulu. Olehnya itu, bola selalu mau dialirkan dengan cepat ke depan demi mencetak gol.
Selanjutnya, ia melihat penggawa Laskar Pinisi tidak berani improvisasi.
Contohnya, pergerakan Yakob Sayuri dan Yance Sayuri biasanya muncul dari belakang secara tiba-tiba dan melewati lawan.
Sekarang ini hal itu tidak terlihat.
“Pemain PSM Makassar tidak berani improvisasi. Padahal sebelumnya mereka berimprovisasi dalam 1 lawan 1, 2 lawan 1 dan tiktak 1-2 itu bisa dilakukan. Mereka terlihat takut,” tutur pelatih yang bawa PSM Makassar juara Liga Indonesia 1999-2000 ini. (kas)
Jeda Kompetisi Matangkan Strategi
Bernardo Tavares punya waktu 12 hari untuk mematangkan strategi diinginkan untuk mengarungi sisa 15 laga di Liga 1.
Jeda kompetisi FIFA Matchday tersebut benar-benar perlu dimanfaatkan.