Lalu, pada Pilwali 2020, Danny yang berpasangan Fatmawati Rusdi berhasil mengalahkan tiga pasangan lainnya termasuk Munafri Arifuddin yang berpasangan Rahman Bando.
Ketua OKK DPW Nasdem Sulsel, Tobo Haeruddin, menghargai keputusan Danny yang berlabuh ke PDIP.
Menurutnya, bertahan atau keluar dari partai politik merupakan hal lumrah.
"Kita perlu mengacu pada asas manfaat. Artinya bahwa Nasdem telah berhasil mendudukan Pak Danny Pomanto sebagai Wali Kota (Makassar). Itu tidak bisa dipungkiri," kata Tobo.
Walaupun bukan lagi kader Partai Nasdem, Tobo Haeruddin memberikan catatan terhadap Danny Pomanto.
Bahwa, Nasdem di bawah komando Rusdi Masse Mappasessu (RMS) berhasil mendudukan Danny Pomanto sebagai Wali Kota pada pertarungan Pilwalkot Makassar 2020.
Sementara PDIP, kala itu menjadi partai lawan politik Danny Pomanto.
"Pak Danny tidak boleh lupa bahwa Nasdem itu telah berjasa mendudukkan dia sebagai wali kota di Pilwalkot Makassar 2020," ujarnya.
DP vs ASS di Pilgub Sulsel
Wali Kota Makassar, Danny Pomanto (DP), resmi bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Ditandai dengan pemakaian jaket dan penyerahan kartu tanda anggota (KTA) dari Ketua Dewan Kehormatan DPP PDIP Komarudin Watubun kepada Danny.
Peresmian bergabungnya Danny ke partai banteng itu dilakukan pada forum Rapat Kerja Daerah (Rakerda) III PDIP di Hotel Claro, Jl AP Pettarani, Makassar, Senin (28/8/2023) siang.
Pengamat politik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Andi Luhur Prianto, menilai bergabungnya Danny ke PDIP sebagai langkah awal untuk pertarungan Pilgub Sulsel 2024.
Danny disiapkan menjadi lawan Andi Sudirman Sulaiman (ASS) yang berstatus petahana.
Pertarungan Danny versus Andi Sudirman, katanya, diawali dengan pertarungan Ganjar Pranowo versus Prabowo Subianto pada Pilpres 2024 di Sulawesi Selatan