Makassar, Tribun - El Nino baru dimulai. Suhu panas dan kekeringan yang kita rasakan sejak Mei 2023 masih akan berlanjut.
Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak El Nino terjadi pada September 2023.
Sulsel dan beberapa wilayah lainnya sedang menuju puncak El Nino.
Warga diminta bersiap pengaruh musim kemarau rutin di Sulsel.
Per September 2023 ini, Sulsel dan beberapa wilayah lain di Indonesia memasuki puncak “Musim El Nino”.
Sebagian wilayah lainnya di Sulsel masih mendapat curahan hujan. Wajo dan Pinrang dilanda hujan deras dan sedang dalam pekan ini.
Wartawan Tribun Timur dari Wajo, Jabal Qubais, melaporkan, sebagian wilayah Wajo dilanda hujan deras pada Jumat (25/8/2023) malam hingga Sabtu (26/8/2023) dini hari.
Sedangkan wartawan Tribun Timur di Pinrang dan Sidrap, Nining Angreani, melaporkan, kawasan ini dilanda hujan. Pinrang kehujanan pada Kamis (24/8/2023) pagi dan siang.
Baca juga: Dampak El Nino, Sebagian Petani di Bulukumba Terancam Gagal Panen
Tapi, sebagian besar kawasan di Sulsel dilanda kekeringan. Sumber baku air bersih Perusahaam Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar di Maros dan Gowa dilaporkan semakin menipis.
BMKG Wilayah IV Makassar sudah memprediksi kemarau sampai Oktober mendatang.
Prakirawan BMKG IV Makassar Sultan Zakara mengimbau warga Sulsel untuk lebih waspada terhadap kekeringan.
Masyarakat pun di minta lebih bijak manfaatkan air.
”Hemat menggunakan air karena potensi kekeringan. Sekarang kemarau dan El Nino sehingga Susel cukup kering,”ujar Sultan Zakara, Jumat (25/8/2023).
Masyarakat juga diminta untuk tidak sering keluar rumah. Mengingat cuaca panas. Meskipun suhu udara normal di kisaran 31-33 celcius.
“Jangan terlalu sering keluar karena cuaca panas,” kata Sultan Zakaria.
Sementara itu, petani di minta untuk tidak melakukan pembakaran di ladang.
Pasalnya, sumber api kecil sangat rawan.
“Yang punya ladang luas usahakan jangan melakukan pembakaran lahan karena kemungkinan terjadi kebakaran yang meluas,” ujar Sultan.
Kemarau panjang berdampak besar di tiga wilayah Sulsel.
Mulai dari pesisir Barat, Selatan dan Timur Sulsel.
Sementara itu wilayah utara masih berpotensi diguyur hujan.
“Khusus Sulsel bagian pesisir barat, selatan, dan timur dan memang masih didominasi oleh cuaca cerah dan cerah berawan. Meskipun ada beberapa wilayah yang masih ada terjadi hujan untuk wilayah bagian utara, seperti Palopo, Luwu, Luwu Luwu Timur dan Luwu Utara ada potensi hujan ringan sampai sedang,” jelas Sultan.
Kebakaran Lahan
Kabupaten Maros, tetangga terdekat Kota Makassar, juga menjadi wilayah kategori panas sekali saat ini.
Kekeringan dan kebakaran lahan sudah marak terjadi di Butta Salewangan. Kebakaran di Maros bahkan sudah menelan korban jiwa.
Tercatat 47 kasus kebakaran terjadi dalam rentang waktu tersebut.
Kepala Polisi Pamong Praja Pemadam Kebakaran dan Penyelamat Kabupaten Maros, M Jufri mengatakan, pada Mei sebanyak 6 kasus terjadi, lalu Juni 8 kasus dan Juli sebanyak 10 kasus.
“Dan yang paling banyak terjadi di bulan Agustus yakni 23 kasus hingga tanggal 23 kemarin,” ujar Jufri.
Ia menyebutkan objek yang terbakar sebagian besar adalah lahan warga.
Panasnya terik matahari membuat tumbuhan keringan dan membuatnya mudah terbakar.
“Objek yang terbakar sebagian besar adalah lahan warga, sisanya rumah pemukiman,” kata Jufri.
Faktor penyebab di kebakaran rumah warga adalah korsleting listrik.
“Dari jumlah kasus kebakaran ini, satu orang luka-luka dan satu lainnya meinggal dunia,” kata Jufri.
Salah satu kasus kebakaran lahan terjadi di Desa Bonto Mate’ne, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros, Sulawesi selatan hangus terbakar, Minggu (20/8/2023).
Lahan kebun seluas empat hektare milik warga ini hangus terbakar.
Lokasi yang begitu dekat dengan pemukiman padat penduduk membuat warga setempat panik.
Warga pun lalu menghubungi petugas pemadam kebakaran (Damkar) Kabupaten Maros untuk melakukan pemadaman.
Berselang beberapa saat petugas damkar pun tiba di lokasi dan langsung melakukan pemadaman.
Hembusan angin yang begitu kencang membuat api terus menjalar hingga mendekati rumah penduduk.
Salah seorang warga bernama Sahril mengaku kaget, tiba-tiba saja kobaran api muncul dari belakang rumah dan begitu cepat membesar hingga membuat panik.
“Apinya tiba-tiba saja muncul, dan langsung membesar, kita belum tahu dari mana asalnya, mungkin faktor cuaca panas pak, kita lalu menghubungi pemadam,” terangnya.
Dia mengatakan warga panik lantaran lokasi titik api begitu dekat dengan rumah penduduk hanya berjarak kurang lebih 20 meter.
“Kita panik karena jaraknya sudah sangat dekat, mungkin sekitar kurang lebih 20 meter, untungnya pemadam sigap datang ke lokasi, kami sangat berterima kasih,” ungkapnya.
Kebakaran Barru
Dua rumah panggung hangus dilalap api di Dusun Labuange, Desa Kupa, Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru, Sulsel, Jumat (25/8/2023).
Rumah tersebut merupakan milik Mutiara (68) dan Hj Nursia (62).
Kedua rumah tersebut hangus rata dengan tanah dan tidak ada barang-barang korban yang tersisa.
Kebakaran tersebut diduga kuat karna arus pendek listrik.
Salah satu saksi mata peristiwa tersebut, Aidil melihat kepulan asap keluar dari ruang tengah rumah milik Mutiara.
“Setelah saya melihat ada kepulan asap dari rumah tersebut, selajutnya kita meminta bantuan dari warga sekitar untuk ikut memadamkan,” ujarnya.
“Wargapun sontak membantu memadamkan api menggunakan peralatan seadanya. Namun api terus semakin membesar hingga menghanguskan dua rumah,” jelas Aidil.
Sementara Sekretaris Satpol PP dan Damkar Barru, Adhy Fatriah mengungkapkan bahwa api menjalar begitu cepat hingga menghanguskan dua rumah.
Pihaknya memaparkan bahwa kerugian yang dialami Mutiara ditaksir sekitar Rp 170 juta.
Rumah panggung milik Mutiara ludes terbakar beserta perabotan-prabotannya.
Sementara Hj Nursia (62) ditaksir alami kerugian sekitar Rp 400 juta.
Kondisi kerusakannyapun serupa dengan milik tetangganya.
Total kerugian materil pada peristiwa tersebut sekitar Rp 570 juta, dan tidak adan Korban jiwa.
Pada peristiwa itu, tiga unit mobil Damkar Barru diturunkan yang terdiri dari WMK Mallusetasi, WMK Soppeng Riaja, WMK Balusu.
Selain itu, juga hadir membantu memadamkan api dari petugas Damkar Parepare dengan 4 unit mobil Damkarnya, dan 1 unit Water Canon Brimob Parepare.(uul/nur/bal/nin/smb)
HL TRIBUN TIMUR 27 AGUSTUS 2023. (*)