Gus Men menawarkan pelajaran moral kepada penyedia bahwa pelayanan itu identik dengan pengorbanan.
Bagi Gus Men, pengorbanan itu adalah dengan merasakan apa yang sesungguhnya terjadi pada jamaah.
Pengorbanan adalah metode yang menghasilkan substansi kedekatan, seperti dalam ajaran ibadah Qurban. Itulah caranya Gus Men untuk selalu menjadi bagian dari jamaahnya, bukan mempertontonkan kemarahan, lalu pergi makan di tempat yang nyaman.
Saat mencoret masalah penolakan makan dari Gus Men, saya jadi terenyuh, karena juga membaca berita bahwa ternyata Gus Men terkadang mengalami gangguan asam lambung. What a sacrifice! (*)