MAKKAH, TRIBUN - Menteri Agama Yaqut Cholil Quomas sekaligus Amirul Hajj Indonesia, menegaskan pihaknya sejauh ini belum melihat ada opsi pemutusan kontrak dengan Mashariq, perusahaan jasa layanan haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna).
"Belum, pembicaraan belum sampai ke sana (pemutusan kontrak)," kata Gus Men, kepada wartawan usai menghadiri Rapat Koordinasi Persiapan Pelayanan Jemaah Haji PascaArmina di Hotel Wuqf Alshagriyah, Raudah, Makkah, Minggu (2/7/2023) malam.
Dia menjelaskan, sejauh ini, dari sejumlah rangkaian pertemuan dengan mitranya kerja utamanya di Timur Tengah, Menteri Haji dan Umrah Kerajaan Arab Saudi Taufiq F Al Rabiah, isi pembicaraan masih di level evaluasi dan komitmen perbaikan mutu layanan haji di masa mendatang.
Menurut Gus Men, komitmen perubahan skema kontrak layanan Masyaair tahun 2023, dengan membuka peluang jamaah Indonesia bermukim di tenda-tenda strategis dan lebih dekat dengan Jamarat, adalah kabar gembira dan pembangkit optimisme.
Dia memberi jaminan, menteri haji Arab Saudi adalah sosok tegas dan berkomitmen.
"Saya kenal betul Pak Menteri (Taufiq F Al Rabiah) ini punya komitmen kuat dan saya optimis perbaikan perbaikan akan terjadi di pelaksanaan haji tahun depan. Ini dari sisi Saudi Arabia." ujar Gus Men.
Dia juga merinci hasil rangkaian pembicaraan lanjutan level teknis oleh PPIH dengan staf menteri Arab.
"Duahari lalu saya bertemu dengan menteri haji setelah nafar awal malam saya menemui menteri haji untuk menyampaikan hal ini hal yang berkaitan dengan puncak ibadah haji yang masih ada persoalan dan sebelumnya sudah menemui masyariq untuk protes yang keras atas pelayanan yang mereka berikan. "
Minggu (2/7/2023) Siang, para dirjen juga sudah memfollow up dengan dan sepakat menginvestigasi beberapa persoalan dan insiden buruknya layanan di armuzna dari Mashariq.
Pihanya sepakat membuat tim bersama, PPIH, otoritas haji Srab dan pihak Mashariq, dan hasilnya akan sepakati seminggu atau paling lama 2 minggu akan datang.
"Kata Menteri Taufiq, mereka merasakan sakit seperti yang kami rasakan, atas layanan Mashariq." ujar Gus Men.
Mashariq adalah satu dari 7 perusahaan pemenang tender all in service haji di Armuzna.
Selain Indonesia, Mashariq juga melayani jamaah asal Asia Tenggara, China, India, Pakistan dan Banghladesh.
Inilah yang mengkonfirmasikan kenama tenda jamaah Indonesia di Arafah dan Mina, berada satu zona dengan tenda Malaysia, Thailand, Philipina, China, India, Pakistan, dan negara-negara Asia lain.
Enam perusahaan lain adalah Al Bait Guest (haji ONH plus internasional), Sharikat Mutawwif for Iranian Company (untuk warga Iran dan Irak).
Muthawwif untuk jemaah asal Turki, Eropa, 'Amerika dan Australia, Shariqah Mutawwif untuk negara-negara jazirah Arab, Mutawwif for Africa and NonArab, serta jasa layanan masyaair untuk khusus warga Arab Saudi (Internal Pilgrim).
Gus Men juga mengatakan, usai bertemu mitra Arab Saudinya, Jumat (1/7/2023) malam, mengungkapkan sistem zonasi layanan Masyaair berbasis asal negara jemaah haji, akan diganti dengan skema kontrak komersil; "early bird fisrt worm".
"Jadi siapa yang teken kontrak lebih awal, akan dapat maktab terdekat dengan bukit Arafah dan tugu Jamarat Mina," kata Gus Men, sapaan akrab menteri agama.
Oleh karena itu, jelas Gus Men, pemerintah akan menyesuaikan skema itu.
Kalendar pembahasan anggaran haji akan merujuk kalendar Hijriyah, bukan kalendae Miladiyah seperti pembahasan APBN di DPR selama ini.
Dalam laporan tertulisnya, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Dr Hilman Latief, setidaknya ada enam catatan buruk layanan haji yang diluar kendali PPIH Arab Saudi;
1. Perubahan jadwal - konfigurasi seat maskapai yang berdampak ke layanan lain di Madinah, Makkah dan Jeddah.
2. transportasi jamaah dari Muzdalifah ke tenda Mina,
3. buruknya layanan katering terjadwal,
4. tidak sesuainya kapasitas tenda di maktab dengan rasio jamaah,
5. Buruknya Sistem sanitasi di sejumlah maktab,
6. pemanfaatan golf cart untuk mobilitas kedaruratan di 71 maktab di Mina. (*)