TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Komisaris Utama PTPN IX Muhammad Syarkawi Rauf mengungkapkan pandangannya terkait "mendigitalisasi" angkutan truk.
Dikatakan, saat ini Gojek sudah punya GoBox untuk angkut barang dari satu tempat ke tempat lain.
Trend digitalisasi industri logistik ini tentu harus dipikirkan matang-matang.
"Ini kita punya truk nih, kapasitasnya 5-6 ton rata-rata. Persoalan kita di transportasi itu pasti skala. Jumlah barang yang mau di angkut," kata Syarkawi dalam acara CEO Business Forum di Padivalley, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (8/6/2023).
Dikatakan, apabila truk berkapasitas kuota 6 ton, namun barang yang di angkut hanya 3 ton, otomatis bisa rugi. Karena masih ada sisa 3 ton lagi.
"Sebab itu, digitalisasi (untuk truk) oke. Tapi, harus kerja sama provider transportasi lain," ujarnya.
Hal itu, kata dia, agar ukuran angkutan truk bisa beragam.
• Syarkawi Rauf: Jangan Khawatir, Era Digitalisasi Justru Lahirkan Profesi Baru
"Supaya ukuran angkutannya banyak. Ada satu ton, dua ton, tiga ton, dan lainnya. Sehingga permintaan customer bisa dilayani dengan kapasitas truk yang sesuai permintaan. Karena kalau gak, gak akan efisien," tuturnya.
Dosen FEB Unhas itu mengatakan, industri digital adalah industri networking (jaringan).
"Bagaimana membangun ekosistem, membangun network di bisnis digital ini. Kalau sendiri, gak akan jalan," ujarnya.
Kemudian, untuk menyukseskan digitalisasi angkutan truk ini juga yang terpenting adalah modal.
"Saya liat benar bagaimana gocar, uber, grab, di protes karena menawarkan harga murah. Kok bisa melakukan itu? karena di back up permodalan yang kuat," katanya.
Peran perbankan untuk menyukseskan digitalisasi angkutan truk ini sangat dibutuhkan.
"Ini lah mungkin peran bank mandiri, BI, atau perbankan lainnya, bagaimana masuk ke dalam bisnis ini. Membackup dalam sisi permodalan," ujarnya.
Misalnya saja, kata Syarkawi, aplikasi Gojek yang modalnya hampir smua dari luar.
"Bahkan gojek dulu itu datang ke telkom untuk kerjasama. Telkom gak kepikiran bisnis macam apa waktu itu. Akhirnya gojek, cari permodalan sendiri. Untuk membangun bisnis digital ini memang harus cari orang-orang yang dari struktur finansial itu kuat," imbuhnya. (*)