TRIBUN-TIMUR.COM - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) masih menjadi satu-satunya partai politik di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang telah secara resmi mendukung calon presiden (capres).
Berdasarkan hasil Rapimnas V yang diselenggarakan pada bulan April lalu, PPP menyatakan dukungannya untuk Ganjar Pranowo.
Sementara itu, kedua partai politik lain dalam KIB, yaitu Partai Golkar dan PAN, belum mengumumkan sikap mereka secara resmi.
Ketika ditanya tentang konsekuensi dari perbedaan dukungan di antara partai-partai tersebut terhadap masa depan KIB, Wakil Ketua Umum PPP, Arsul Sani, menyatakan, kemungkinan KIB bisa berakhir tidak menutup kemungkinan.
"Kenapa? Tidak perlu menggunakan kata 'bubar', mungkin KIB akan berakhir dengan sendirinya," ujar Arsul saat ditemui oleh media di Istora Senayan, Jakarta, pada hari Minggu (14/5/2023).
Namun, Arsul menyatakan, tidak masalah jika hingga saat ini Partai Golkar dan PAN belum mengumumkan sikap mereka mengenai calon presiden.
Sebab kata dia, dalam menjalin koalisi, ketiga partai sudah sepakat untuk saling menghormati.
"Saya kira tidak masalah ya. Kami itu pada dasarnya yang ada di koalisi pemerintahan itu sepakat, sepakat untuk saling menghormati meskipun ada kemungkinan ya pada finalnya, finalnya ini ya, paslon kami bisa jadi berbeda," katanya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani menyatakan, pihaknya bakal tetap legawa atau menerima jika kader dari partainya tidak diusung sebagai calon wakil presiden (Cawapres) untuk Ganjar Pranowo.
Arsul menyebut, sikap legawa itu diambil karena menurut dia, hal tersebut sudah menjadi konsekuensi PPP saat mengusung Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden (Capres).
"Lah kan apa konsekuensi dari kita mengusung seorang capres," kata Arsul saat ditemui awak media usai acara Puncak Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/5/2023).
Kata Arsul, nama cawapres yang nantinya bakal diusung hasil kerja sama antara PDIP dengan PPP nanti masih belum dapat dipastikan.
Sebab, sosok yang bakal dijadikan cawapres tidak harus keluar dari internal kedua partai tersebut.
Dirinya hanya memastikan, meski nantinya tidak ada nama kader dari PPP yang dijadikan cawapres tidak merubah dukungan yang telah disampaikan untuk Ganjar Pranowo.
"Kan ada kemungkinan kan bisa dari internal bisa dari eksternal Ya kita harus siap dua-duanya," tutur dia.