Cerita Syahrul Bertahun-tahun Jadi Guru Honorer, Jatuh di Jembatan hingga Diupah Hanya Rp 350 Ribu

Penulis: Nurul Hidayah
Editor: Hasriyani Latif
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Guru Honorer asal Cenrana Syahrul. Syahrul telah mengabdikan dirinya sebagai tenaga honorer di wilayah terpencil selama lebih dari satu dekade.

Pernah suatu saat saat ia masih mengajar di UPTD SMPN 33 Satap Bonto Panno, ia jatuh ke sungai.

Baca juga: Kisah Jumadil Terpaksa Putus Sekolah karena Tak Mampu Beli HP untuk Belajar Online

Baca juga: Pimpin Upacara Hardiknas di Barru, Suardi Saleh Tekankan Koordinasi untuk Tingkatkan Pendidikan

Hal ini terjadi karena jembatan bambu yang ia lewati saat menuju sekolah tidak mampu menahan bobot tubuhnya.

"Jembatannya hanya terdiri dari dua batang bambu yang disusun sebagai jembatan. Selain itu, saya harus berjalan kaki sejauh 3 km," tuturnya.

Pria yang lahir pada tahun 1991 ini pernah mencoba peruntungannya dengan mengikuti tes CPNS sebanyak tiga kali.

"Saya juga mengikuti tes PPPK satu kali, namun hasilnya nihil," tambahnya.

Oleh karena itu, bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), ia berharap agar tenaga honorer dapat lebih diperhatikan.

"Terutama bagi honorer yang sudah terdaftar di Dapodik dan terdaftar sebagai P3, diharapkan dapat diangkat langsung menjadi CPNS maupun ASN P3K tanpa harus mengikuti tes lagi," tuturnya.(*)

Berita Terkini