PSM Makassar

Tavares Protes Wasit Usai Ditahan Imbang Persita Tangerang, Harusnya PSM Makassar Dapat 2 Penalti

Penulis: Kaswadi Anwar
Editor: Sudirman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Duel pemain PSM Makassar vs Persita di Stadion Indomilk Arena, Tangerang, Banten, Senin (13/3/2023). Laga Persita vs PSM Makassar berakhir 0 - 0.

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - PSM Makassar harus puas berbagi poin dengan Persita Tangerang pekan ke-30 Liga 1 2022-2023.

Laga Persita Tangerang vs PSM Makassar digelar di Stadion Indomilk Arena, Tangerang, Banten, Senin (13/3/2023).

Hasil imbang 0 - 0 membuat PSM Makassar tetap pimpin klasemen dengan 66 poin.

Sedangkan Persita tertahan di posisi sembilan dengan 37 poin.

Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares, menerima hasil imbang 0-0 lawan Persita Tangerang.
 
"Tidak ada alasan, memang kita mendapatkan hasil seri. Tujuh peluang kita dapatkan, Persita hanya empat," katanya saat konferensi pers usai pertandingan.

"Selamat kepada Persita sudah memenangkan satu poin," ujar Bernardo Tavares.

Tak lupa, Tavares berterima kasih atas kehadiran suporter PSM Makassar.

Mereka tidak kenal panas untuk beri dukungan.

"Untuk suporter terima kasih sudah datang mendukung kita meski terik matahari," ucapnya.

Laga Laskar Pinisi dan Persita berlangsung panas.

Sembilan kartu kuning dan satu kartu merah dikeluarkan.

Rincian enam kartu kuning kepada pemain Persita, tiga kartu kuning kepada PSM Makassar.

Satu kartu merah diberikan kepada bek PSM Makassar, Yuran Fernandes.

Tavares pun menyoroti kembali kinerja wasit, Yeni Krisdianto cs yang memimpin laga lawan Persita.

Banyak kesalahan dilakukan, bahkan menerapkan aturan berbeda kepada kedua tim di lapangan.

"Terlalu jelas di mata saya kesalahan-kesalahan wasit. Peraturan seakan-akan berbeda diterapkan wasit kepada PSM Makassar. Ini lucu sekali, hampir konyol," kesalnya.

Juru taktik 42 tahun ini membeberkan sejumlah keputusan keliru wasit.

Seperti menit 16, bola tembakan Rizky Eka mengenai tangan Dadang Apridianto di kotak penalti. 

Itu harusnya penalti untuk PSM Makassar, tapi tidak diberikan.

Begitu pun di menit 18-19, Ramadhan Sananta umpan bola ke Rizky Eka lalu Rifki Setiawan menjatuhkan pemainnya di kotak penalti.

Hal dilakukan Rifki harusnya pelanggaran, berbuah kartu serta penalti.

Ditambah Rifki kembali melakukan pelanggaran di babak kedua, harusnya diberikan kartu kuning kedua akibat pelanggaran keras.

Lagi-lagi kartu tidak diberikan wasit.

Sementara dimenit 71, pemainnya Yuran Fernandes diinjak oleh Rifki usai coba menghalau bola.

Namun, Yuran dinilai melanggar. Pemain nomor punggung 4 itu langsung komplain kepada wasit, justru langsung diberikan kartu merah.

Hal berbeda ketika Javlon Guseynov yang protes kepada wasit, malah hanya diberi kartu kuning.

"Saya bertanya-tanya kenapa sih selalu berbeda treatmentnya kepada PSM Makassar. Kita bisa kalah, saya bisa terima kekalahan. Terima imbang dan kemenangan, tapi tidak begini caranya," keluh Tavares.

Kasus dialami Yuran buat pelatih berkebangsaan Portugal ini teringat kasus Willem Jan Pluim saat lawan Persik Kediri di Stadion Brawijaya, Kediri, Jawa Timur pada Jumat (2/9/2022).

Kala itu, Pluim yang ditendang kakinya dan tidak diberikan pelanggaran sama sekali oleh wasit.

Lalu protes kepada wasit, sehingga berujung kartu merah dan larangan lima kali bermain.

"Otomatis pemain saat ditendang kakinya tidak berikan pelanggaran mereka akan bereaksi. Pluim diberikan kartu merah dan hukuman lima pertandingan pada saat itu," katanya.

Tavares pun sekarang hanya ingin tahu hukuman apa akan diberikan kepada Yuran.

"Sekarang saya ingin tahu berapa (sanksi laga) yang akan diberikan kepada Yuran," ujarnya.

Pelatih berlisensi UEFA Pro ini berharap besar adanya perbaikan kinerja wasit di Indonesia.

Pelatih ketika berforma buruk bisa keluar dari tim, manajer mengevaluasi.

Pemain juga akan dievaluasi oleh pelatih ketika tampil buruk.

"Wasit bagaimana habis pertandingan? Dua pertandingan mungkin mereka tidak aktif, setelah itu mendapatkan pekerjaan kembali," pungkasnya. (*)

Berita Terkini