Hery Syahrullah
Ketua Umum PP Ikatan Mahasiswa DDI
TRIBUN-TIMUR.COM - "Agguruko mappagguru, agguruko mappagguru, gangkanna Puang Allah Ta'ala pagguruko !"
(Teruslah melakukan proses belajar-mengajar, hingga Allah sendiri yang akan memberimu pengajaran).
Demikianlah kira-kira bunyi pesan AGH Abdurrahman Ambo Dalle yang masih terus terngiang di telinga, dari masa ke masa.
Pesan tersebut menjadi bukti bahwa Gurutta Ambo Dalle merupakan salah seorang tokoh yang menitikberatkan perjuangannya ke arah dunia pendidikan.
Baginya, selama masih ada generasi manusia yang eksis melakukan gerakan pendidikan, selama itu pula dunia tak akan jauh dari peradaban.
Kecintaan beliau terhadap dunia pendidikan tergambar jelas dalam beragam rekam jejak perjalanan hidupnya.
Mulai dari ke-tawadhu-annya belajar dengan orang yang lebih muda darinya, hingga ke-istiqamah-annya melakukan ekspansi pengetahuan ke berbagai penjuru daerah, tanpa mengenal kata lelah, apalagi menyerah.
Untuk merapikan dan memassifkan gerakan suci itu, Gurutta membentuk sebuah organisasi kemasyarakatan yang diberi label Darud Da'wah wal Irsyad (DDI), tepat pada tanggal 07 Februari 1947 silam.
Lewat kaderisasi yang dilakukan melalui organisasi tersebut, sejumlah tokoh dari berbagai latar belakang pun terlahir. Baik yang eksis dalam dunia agama, sosial, ekonomi hingga politik.
Penulis sepenuhnya percaya, keaktifan Gurutta dalam pendidikan adalah bukti keinsyafan beliau dalam memanusiakan manusia.
Apalagi, secara teoritis, dalam diri manusia disematkan dua sisi kecenderungan yang sering kali mengalami benturan. Fa alhamahaa fujuurahaa wa taqwaahaa (Tuhan mengilhami manusia dengan keburukan dan ketaqwaan).
Sejalan dengan itu, dalam buku karangan Dr. Fakhruddin Faiz berjudul “Menjadi Hamba Menjadi Manusia” dijelaskan bahwa ada dua kecenderungan yang dimiliki oleh manusia. Yakni, kecenderungan positif dan kecenderungan negatif. Kecenderungan positif itu erat kaitannya dengan logika, etika, dan estetika. Bahwasanya, manusia cenderung memiliki naluri untuk mencari kebenaran, berbuat kebaikan, dan mencintai keindahan.
Untuk mengistiqamahkan kecenderungan ini agar terus muncul di ruang terdalam hati manusia, maka dibutuhkan pengasahan pengetahuan melalui gerakan pemassifan pendidikan.
Menurut penulis, semua itu getol diteladankan dan diperjuangkan oleh AGH Abd Rahman Ambo Dalle, yang tergambar dalam rekam sejarah perjalanan hidup beliau.