TRIBUNSINJAI.COM, SINJAI SELATAN - Kondisi sekolah jarak jauh SDN 45 Boja di Dusun Safaere, Desa Puncak, Kecamatan Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, memprihatinkan.
Hingga saat ini sekolah masih beralaskan tanah dan dinding atap seng.
Kerap kali debu beterbangan saat aktivitas belajar mengajar berlangsung.
Belum lagi jika ada ternak warga yang masuk ke ruangan sekolah.
Ruang kelas sekolah jarak jauh ini juga terbatas.
Hanya ada tiga ruangan yang sudah dipetak.
"Sejak sekolah ini dibangun belasan tahun lalu masih begini," kata Babinsa Desa Puncak, Koptu Johny yang ikut membantu guru di sekolah itu mengajar, Senin (13/11/2023).
Tak hanya kondisi sekolah yang memprihatikan, tenaga guru juga sangat terbatas.
Hanya ada satu guru, yakni Abd Wahid.
Alhasil, jika tiba-tiba sakit atau ada urusan lain, maka siswa otomatis tak belajar.
Johny mengungkapkan sangat sulit jika guru berasal dari luar Boja, apalagi perempuan.
Sebab akses jalan ke lokasi sangat ekstrem.
Baca juga: Salut! Prajurit TNI Bantu Warga Bangun Jembatan Penghubung Desa Songing-Polewali Sinjai
Baca juga: Sejumlah Sekolah di Maros Terendam Banjir, Disdik Instruksikan Pembelajaran Online
Separuh jalanan tanah liat dan licin dan terjal.
"Belum lagi sepanjang jalan kurang rumah dilalui. Rumah warga di perkampungan itu jaraknya berjauhan. Di sisi kanan jalan adalah hutan produktif," tuturnya.
Kampung Boja pada 2020 lalu dikeluarkan oleh pemerintah pusat RI dari wilayah Kawasan Hutan Lindung.